Chapter 46

42 20 8
                                    

Wajib follow sebelum baca! Biar berkah. Kalau belum follow, silahkan follow dulu baru lanjut baca chapter ini yah cintakao💓

Wajib follow instagram Kao juga
(Ig: kaonakha_kao_ ) nanti di follback kok, tenang aja.

Momo tengah asik duduk di salah satu gazebo¹ yang disediakan di kebun binatang ini, agar pengunjung bisa beristirahat di sana sambil menikmati pemandangan sekitar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Momo tengah asik duduk di salah satu gazebo¹ yang disediakan di kebun binatang ini, agar pengunjung bisa beristirahat di sana sambil menikmati pemandangan sekitar.

Kebetulan gazebo yang Momo pilih berada di dekat kandang Jerapa, di kandang itu ada sepasang Jerapa yang tengah makan daun dari pohon yang cukup tinggi, membuat leher jenjangnya terekspos sempurna.

Momo terkekeh, entah kenapa saat melihat Jerapa itu, ia malah teringat Gian, karena profil keduanya hampir mirip, tubuh yang tinggi dengan leher jenjang dan wajah datar.

"Ngapain lo senyum-senyum?" tanya Gian sambil duduk di sebelah gadis itu.

Momo yang tengah asik membandingkan Gian dan Jerapa terkesiap, dan langsung menghilangkan paksa senyum yang sejak tadi bersarang di wajahnya.

"Pengen aja," jawab Momo sambil tersenyum kecut.

"Bohong, pasti lo lagi ngebayangin yang aneh-aneh," tebak Gian sambil meraih sesuatu dari kantong kresek yang ia bawa.

"Nggak kok, gue__"

"Nih," potong Gian cepat sambil menyentuhkan plastik ice cream ke pipi Momo.

"Aahkk! Dingin Gian!" pekik Momo saat ice cream itu menyentuh pipinya.

"Buruan makan sebelum mencair," ujar Gian tidak peduli dengan komplain dan ekspresi kesal Momo yang baru mendapatkan serangan kejut di pipinya itu.

Momo mendengkus kasar, lalu membuka plastik ice cremnya, dan menyantap ice cream itu dengan cepat.

"Makannya pelan-pelan, jangan sampai kotor," ujar Gian mengingatkan sambil membuka plastik ice creamnya sendiri.

Momo melirik laki-laki itu tajam lewat ekor matanya, bahkan yang Gian pedulikan hanya kebersihan dirinya, bukan perasaanya yang dibuat laki-laki itu meradang, bagaimana bisa Gian selalu membuatnya kesal dan salah tingkah di saat yang bersamaan, sekarang manis, sebentar lagi nyebelin, besok dibikin emosi, besoknya lagi dibikin sayang, kan sialan!

Momo masih larut dalam pikirannya sendiri, saat sesuatu yang basah menyentuh sudut mulutnya, ia terperanjat dan lantas menoleh, ternyata Gian tengah sibuk menyeka mulutnya dengan tisu basah, bahkan laki-laki itu tampak fokus membersihkan sudut bibirnya yang belepotan.

"Kan udah gue bilang, gue benci sesuatu yang kotor," ujar Gian sambil menatap Momo dalam.

Netra almond laki-laki itu tampak cantik sekali jika dilihat dari jarak dekat, bahkan membuat Momo terhipnotis beberapa saat, sebelum akhirnya gadis itu menjauhkan kepalanya, sambil menyeka ulang sudut bibirnya dengan punggung tangan.

Mercusuar di Tengah Laut (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang