Chapter 34

77 26 1
                                    

HAI GUYS!

MAAF KAO BARU BISA UPDATE SEKARANG YAH.

SEMOGA KALIAN SUKA!

VOTE, KOMENT DAN SHARE CERITA INI, KARENA DUKUNGAN KALIAN ADALAH PENYEMANGAT TERSENDIRI BUAT
KAO💓

Momo menatap tubuh Gian yang sekarang terbaring dengan napas teratur dan raut tenang di atas ranjang laki-laki itu, apartemen pantom masih sepi, karena member Phantom baru akan balik besok sore

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Momo menatap tubuh Gian yang sekarang terbaring dengan napas teratur dan raut tenang di atas ranjang laki-laki itu, apartemen pantom masih sepi, karena member Phantom baru akan balik besok sore.

Beberapa bulir keringat tampak samar di kening Gian yang sekarang tertutup kain pengompres demamnya yang dipasangkan Momo beberapa saat yang lalu. Mata Momo masih mengamati tubuh kekar yang terbaring lemah itu, wajah Gian masih tampan seperti biasa, meski sekarang bibir ranumnya kering dan tak lagi mengeluarkan rona merah.

Momo menghela beberapa kali, lalu memindahkan baskom yang berisi air hangat ke atas nakas, kemudian ia merapikan selimut yang menyelimuti tubuh Gian, setelah itu Momo merogoh tas sandangnya dan mengeluarkan ponsel dari sana.

Momo mendekatkan ponsel itu ke telinganya, terdengar suara seorang perempuan dari seberang sana.

"Mama belum tidur?" tanya Momo sambil menoleh pada jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 11.30.

"Mama nungguin kamu, kenapa belum pulang sayang?" tanya Fransiska.

Momo tampak berpikir sejenak, "Mmm, Ma," panggilnya ragu.

"Ya?"

"Mama nggak perlu nunggu aku, tidur duluan aja, aku kayaknya tidur di apartemen Phantom malam ini."

"Bukannya mereka belum balik?" tanya Fransiska.

"Gian kemarin nggak pulang, dan sekarang dia demam, jadi aku akan di sini buat jagain," ujar Momo sambil melirik sekilas ke arah Gian yang masih tertidur dengan tenang.

Fransiska ber-oh panjang, "Yaudah, kamu juga jaga kesehatan yah."

"Iya Ma, Mama tidur yah."

"Iya sayang, good night."

"Night Ma, i love you."

"I love you too sayang."

Panggilan berakhir, Momo kembali menyimpan ponselnya dan berjalan ke arah Gian, lalu duduk di pinggir ranjang laki-laki itu sambil menggenggam erat tangan Gian dan berdoa untuk kesembuhan laki-laki itu.

******

"Mama, kita mau ke mana?" tanya anak laki-laki yang berusia sekitar tujuh tahun itu penasaran.

Wanita yang dipanggil Mama lantas menunduk menatap putranya sambil memaksakan senyum di wajah cantiknya, "Gian bilang mau ketemu papa kan?" tanyanya sambil berjongkok di depan anaknya.

Mercusuar di Tengah Laut (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang