"Jian!" teriak Momo.
Jian yang baru saja menutup panggilan video call dari abangnya Bian, langsung menoleh sambil melambaikan tangan dan tersenyum ke arah sahabatnya yang sudah sejak tadi ia tunggu kedatangannya itu.
"Dateng juga lo akhirnya!" teriak Jian sambil berdiri menyambut pelukan Momo.
"Selamat ulang tahun yah Ji!" ujar Momo sambil melepaskan pelukannya.
Jian memasang wajah cemberut khasnya.
"Lo lagi ngapain barusan?" tanya Momo.
"Video call sama bang Bian," jawab Jian sendu.
"Masih nggak pulang tahun ini?"
Jian menggeleng, "Seperti biasa," ujarnya sambil kembali duduk di kursinya.
"Abang lo kenapa sih? Betah banget keknya di London, dia bahkan nggak pulang saat adeknya sendiri ulang tahun," celoteh Momo sambil menarik kursi di depan Jian
"Bilang aja lo mau ketemu dia kan?" tanya Jian penuh selidik.
Momo terkekeh, "Itu juga sih."
Jian mendengkus, "Gue yakin dia punya alasan yang masuk akal untuk semua itu, gue kenal siapa abang gue."
Momo mengangguk sambil menatap nanar orang-orang yang mulai berdatangan.
"Gue pikir lo yang nggak akan datang," ujar Jian kemudian.
"Datang lah, nggak mungkin sahabat terbaik gue ultah gue absen."
"Pantesan telat, pasti dandannya lama banget. Yang ultah sebenernya gue apa lo sih?" tanya Jian sambil melirik Momo dengan dress hitamnya dari ujung rambut sampai ujung kaki.
"Kenapa? Gue cantik yah?"
Jian mengangguk, "Banget!"
Momo berdecak pelan, "Duh, gimana nih, bisa-bisa gue yang dikasih kado sama orang-orang."
"Sialan lo!" Maki Jian sambil tertawa kecil.
"Gue pikir lo bakal datang kayak preman pasar, pakek jeans robek dan kemeja kotak-kotak."
"Seenggak pedulinya gue sama penampilan Ji, tapi kalau berhubungan sama hari spesial lo gini, gue nggak mungkin berpenampilan gitu, karena gue ga mau bikin sahabat gue malu."
"Aahh, gue terharu! Kok tumben lo sweet gini?" tanya Jian.
"Udah ah! Nih kado buat lo," ujar Momo sambil memberikan kotak kado berwarna pink.
"Wah! Cantik banget. Boleh gue buka?"
Momo mengangguk, "Tapi kado gue ga semahal kado orang-orang yah, jadi jangan berekspektasi terlalu tinggi."
"Gue juga ngga peduli, bahkan kalau pun lo ngga ngasih, ngga masalah buat gue, yang penting lo dateng nemenin gue malam ini," celoteh Jian sambil perlahan membuka kadonya.
YOU ARE READING
Mercusuar di Tengah Laut (On Going)
General FictionAnak hasil pernikahan siri seorang direktur perusahaan entertainment membuat laki-laki bernama Gian Bramana Alexander disembunyikan dari dunia, tidak ada yang tahu jika Gian yang juga seorang trainee boy group phantom di Newbie entertainment itu, me...