Chapter 1

1.2K 139 17
                                    

"Aah! Sial! Kenapa mati lampu segala sih!?" serapah seorang gadis karena tiba-tiba saja lampu mati

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

"Aah! Sial! Kenapa mati lampu segala sih!?" serapah seorang gadis karena tiba-tiba saja lampu mati.

Beberapa kali guntur terdengar memecah keheningan, angin juga bertiup cukup kencang, sepertinya sebentar lagi akan hujan lebat. 

Gadis itu sekarang tengah duduk di atas kasur single bad-nya sambil berselimut, di depannya ada laptop yang ia gunakan sejak tadi untuk mengetik surat lamaran pekerjaan yang tidak kunjung selesai. Kamar itu sekarang benar-benar gelap, hanya cahaya layar laptop satu-satunya sumber penerangannya saat ini.

"Momo," panggil seorang perempuan dari luar kamar disertai ketukan pintu.

"Masuk Ma," titah Momo tanpa bergerak sedikitpun dari posisinya.

Pintu perlahan terbuka, memperlihatkan siluet perempuan setengah baya yang membawa lilin di tangannya.

"Belum selesai juga?" tanya perempuan yang bernama Fransiska itu, sambil berjalan ke arah nakas dan meletakkan lilin yang dibawanya di sana.

"Belum Ma, dikit lagi." Jawab Momo sambil tetap fokus pada layar laptopnya.

"Lanjutin besok aja, kayaknya mati lampu bakal lama," tegah Fransiska, sambil duduk di pinggir ranjang Momo.

"Kok tumben listrik padam Ma?"

"Mungkin karena cuaca buruk."

Momo mengangguk sambil menutup laptopnya dengan helaan kasar, lipatan keningnya tampak samar di keremangan cahaya lilin, karena surat lamaran pekerjaan yang sejak tadi dibuatnya belum selesai tapi lampu sudah padam.

"Ma," ujar gadis itu sambil berbaring di pangkuan Fransiska.

"Hmm?"

"Mama kangen sama Papa ngga?"

Wanita paruh baya itu kemudian mengelus rambut putrinya dengan penuh kasih.

"Tiada hari tanpa Mama merindukan Papa Mo," ujar Fransiska dengan sorot nanar dalam keremangan.

Momo menengadah dan menatap mamanya itu sendu.

"Aku juga Ma."

Fransiska menunduk, lalu mengecup singkat kening putrinya itu.

"Udah larut, baiknya kamu tidur," ucap wanita itu mengalihkan pembicaraan, lantas ia bangkit dan berjalan ke arah pintu.

Momo mengangguk, kemudian gadis itu tersenyum, "Selamat malam Ma."

Mercusuar di Tengah Laut (On Going)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu