Chapter 12

206 52 2
                                    

Momo dan semua member Phantom sekarang berada di studio foto

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Momo dan semua member Phantom sekarang berada di studio foto. Saat ini, Gian dan Leon, tengah dirias oleh penata rias, sedangkan Chio dan Afan masih mengenakan baju yang sesuai dengan konsep pemotretan hari ini.

Momo sejak tadi hanya bolak-balik memberikan apa yang diminta semua member, ada yang minta minum, ada yang minta dikucirin poninya, ada yang minta dicarikan bajunya yang tidak ketemu, mengambilkan ini, mengambilkan itu, yang membuat kepalanya pusing tujuh keliling, belum lagi suasana di studio foto ini yang cukup ramai.

Beberapa orang staf tampak berlalu lalang memenuhi studio itu, yang menambah mumet isi kepala gadis itu yang sudah mau meledak sejak dari tadi pagi.

Rasanya Momo ingin berteriak dan memaki semua orang saking kesalnya, tapi itu semua terpaksa ia tahan karena tidak mau dipecat dari pekerjaannya.

Momo terduduk lemas di salah satu kursi di pojok ruangan, setelah sebelumnya kelelahan membereskan segala sesuatunya. Beberapa bulir keringat memenuhi keningnya, pandangannya nanar menatap penata rias yang cekatan memoles wajah para member, yang membuat wajah yang sudah tampan-tampan itu bertambah tampan beberapa kali lipat, andai saja mereka berprilaku baik, mungkin Momo akan mempertimbangkan salah satunya untuk dibungkus pulang, tapi sepertinya Leon bisa jadi pertimbangan.

Saat netra Momo masih menatap Leon, tiba-tiba fokusnya teralihkan pada Chio yang baru ke luar dari ruang ganti, dan berjalan tergesa ke arahnya.

"Mo! Tolong bantuin Afan di ruang ganti," ujarnya.

Kening Momo berkerut, "Afan kenapa?"

"Kenapa ngga lo liat aja sendiri?" ketus Chio sambil berlalu pergi.

Momo menghela napas panjang melihat kelakuan laki-laki itu, lalu ia segera berdiri, dan tanpa menunggu lagi gadis itu langsung masuk ke ruang ganti.

"Fan!" panggil Momo.

Tidak ada sahutan sama sekali, yang membuat Momo berjalan perlahan mengitari ruang ganti yang dipenuhi oleh baju-baju yang tergantung di hangernya dan tertata rapi pada rak pakaian itu.

"Tolong gue," ujar Afan panik.

Netra Momo langsung tertuju pada laki-laki yang sekarang tengah berdiri mematung menghadap ke dinding itu, Momo mengerutkan keningnya bingung, apa yang perlu ditolong? Afan terlihat baik-baik saja.

"Lo kenapa?" tanya Momo sambil berjalan mendekat.

"Stop! Jangan ke sini," teriaknya sambil menggaruk kasar kepalanya.

"Lo kenapa sih!?" tanya Momo yang semakin bingung.

"Resleting celana gue macet, ngga bisa ditutup!" desisnya frustrasi.

Momo terdiam sambil mengerjapkan matanya beberapa kali, bukannya khawatir, gadis itu malah terbahak, bahkan untuk urusan resleting celana yang macet saja member Panthom memanggilnya untuk meminta bantuan, ia sudah benar-benar seperti ibu dari member Phantom, padahal ia dan semua member seumuran.

Mercusuar di Tengah Laut (On Going)Where stories live. Discover now