Chapter 3

443 80 11
                                    

Semua sudah berkumpul di ruang tamu, mereka sekarang duduk diam, menunggu apa yang akan disampaikan menejer mereka yang masih terlihat kesal itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Semua sudah berkumpul di ruang tamu, mereka sekarang duduk diam, menunggu apa yang akan disampaikan menejer mereka yang masih terlihat kesal itu.

Avian yang masih berusia 26 tahun itu mengedarkan pandangannya ke empat laki-laki yang ada di depannya, hingga matanya berhenti pada satu orang.

"Gian! Lo sendiri yang ngelepasin earphone itu, atau gue? dan tolong singkirkan juga majalah sialan itu!" bentaknya geram sambil menatap tajam Gian.

"Gian," bisik Leon yang berada di sebelah laki-laki itu.

"Hmm?" tanya Gian tak merasa bersalah, kemudian Leon menggerlingkan matanya ke arah menejer mereka.

"Iya," ujar Gian saat paham apa yang dimaksud Leon, dan dengan cepat melepaskan earphone yang sejak tadi bertengger di telinganya.

Majalah di tangannya ia letakkan di atas meja. Bisa-bisanya laki-laki itu dengan santai mendengarkan musik sambil membaca majalah di saat seperti ini.

"Gue ingetin lagi, karena tahun ini kalian akan debut, jangan ada scandal yang tidak diinginkan. Jaga sikap, jangan sampai hal buruk sekecil apapun sampai ke telinga direktur, mengerti!?" teriak Avian memecah keheningan di antara mereka.

Meskipun umur mereka tidak terpaut jauh, tapi Avian selalu bersikap profesional dan memposisikan dirinya sebagai menejer yang harus dihargai dan dihormati oleh keempat orang di depannya, yang tergabung dalam satu boy group yang bernama Panthom.

"Baik," jawab mereka kompak.

"Terutama lo Gian!" tangan Avian menunjuk ke arah Gian, "Udah berapa kali lo bikin masalah? Gue capek kalau harus beresin masalah lo lagi dan lagi," ujar laki-laki itu sambil menghembuskan napas kasar, sedangkan Gian hanya diam tak menanggapi ucapan menejernya itu.

"Jam sepuluh nanti kalian akan ikut gue ke kantor, segera bersiap-siap," ujar Avian sambil mengibaskan tangannya mengusir.

Belum beberapa langkah mereka berjalan, laki-laki itu kembali bersuara.

"Gian! Lo tetap di sini, ada yang perlu gue bicarain," cegat Avian menghentikan langkah Gian.

"Apa lagi masalahnya tuh anak sekarang?" tanya Afan pada Chio sesaat telah mereka cukup jauh dari ruang tamu.

"Lo kayak ngga kenal Gian aja," ucap Chio, lalu keduanya lantas masuk ke kamar untuk bersiap-siap.

"Udah lo beresin?" tanya Avian dengan tatapan dingin menatap Gian.

"Udah," jawab Gian singkat dengan wajah tenang, tak terganggu sedikitpun dengan tatapan dingin si menejer.

"Gimana gue bisa tenang? Lo selalu bikin kepala gue berdansa, kalau ini sampai ke telinga direktur gimana?" keluh Avian sambil memegangi kepalanya.

Gian tak berekspresi sedikit pun, sulit untuk menebak apa yang ada dipikirannya saat ini, sebenarnya bukan saat ini saja, memang tidak ada yang pernah tahu apa yang dipikirkannya, atau memang ia tak pernah memikirkan apapun.

Mercusuar di Tengah Laut (On Going)Where stories live. Discover now