Chapter 15

197 45 0
                                    

"Gimana?" tanya Afan saat Leon menghela berat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Gimana?" tanya Afan saat Leon menghela berat.

"Nggak aktif."

Laki-laki itu berdecak kalut, "Kemana lagi tuh anak!"


Saat ia baru akan balik ke kamarnya, ponsel Leon berbunyi, yang membuat Afan menghentikan langkahnya.

"Halo Mas," jawab Leon sambil berjalan ke ranjang Gian dan duduk di sana.

"Gian udah pulang?"

"Udah," bohong Leon.

Avian ber-oh panjang, "Yaudah, besok pagi aja gue jemput mobil ke sana, sebelum ke kantor."

Leon mengangguk paham, "Ok."

"Gian mana? Gue mau ngomong, ponselnya nggak aktif."

"Udah tidur."

"Ooh yaudah, kalau gitu lo juga tidur."

"Iya," jawab Leon sambil mematikan sambungan telepon.

Kemudian laki-laki itu merebahkan dirinya di kasur Gian sambil menghela berat. Leon melirik sekilas pada Afan dengan piama kuningnya yang terlihat aneh, laki-laki itu masih bersarang di kamarnya, padahal saat ini sudah tengah malam.

"Lo kenapa masih di sini?" Tanya Leon dengan kening berkerut.

"Gue laper," decak Afan.

Lalu ia menarik tangan Leon, "Buatin gue mie goreng dong."

Leon mengerutkan keningnya, "Tengah malam gini?" tanyanya sambil melirik jam dinding.

Afan mengangguk sambil mengerjapkan matanya seperti anak anjing, "Buatin yah, dengan telur mata sapi setengah matang."

Leon berdecak kesal, lalu mengulurkan tangannya untuk minta dibangunkan oleh Afan. Laki-laki itu langsung tersenyum dan menarik kuat tangan Leon.

Namun, bukannya Leon berdiri tegak, Afan yang malah linglung dan sempoyongan, Leon begitu berat yang membuat Afan tidak mampu menarik tubuh laki-laki itu, dan akhirnya ia malah jatuh menimpa Leon.

Mereka saling pandang satu sama lain, kedua tangan Afan bahkan masih bertengger di dada bidang Leon. Lalu pintu kamar tiba-tiba terbuka, Gian yang muncul dari sana menghentikan langkahnya, saat melihat dua orang yang entah melakukan apa di kasurnya.

Leon dan Afan yang menyadari kedatangan Gian langsung bangkit, wajah keduanya bersemu merah, Gian tidak mengatakan apapun, dan hanya berjalan menuju gantungan handuk.

"Itu di kerah baju kaos lo apa?" tanya Leon sambil menarik kerah kaos putih Gian yang membuat laki-laki itu menghentikan kegiatannya.

Gian ikut menoleh, dan di sana ada noda lipstik Momo yang mungkin tertinggal saat gadis itu menggesek-gesekan bibir dan hidungnya di sana.

Mercusuar di Tengah Laut (On Going)Where stories live. Discover now