Chapter 62

46 20 70
                                    

Antrian mobil mewah terlihat memenuhi bagian depan Restoran bintang lima yang sudah disewa khusus untuk acara makan malam yang diadakan oleh Newbie entertainment

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Antrian mobil mewah terlihat memenuhi bagian depan Restoran bintang lima yang sudah disewa khusus untuk acara makan malam yang diadakan oleh Newbie entertainment.

Mobil member Phantom berada di tengah-tengah antrian, menunggu beberapa mobil di depan melakukan pemeriksaan keamanan untuk memastikan acara makan malam yang digelar Newbie entertainment itu tidak mengalami gangguan.

Karena makan malam ini untuk merayakan kesuksesan debut Phantom, tamu yang diundang pun bukan orang sembarangan, seperti para dewan direksi, donatur, selebrity, dan orang-orang penting lainnya, yang perlu dijaga ketat keamanannya.

Bahkan, saking ketatnya penjagaannya,  yang diizinkan masuk hanya yang punya undangan, dan setelah pemeriksaan keamanan selesai, selanjutnya akan ada pemeriksaan undangan, semua tamu wajib menyerahkan kartu undangan, sebagai tiket untuk bisa melewati pintu masuk.

Avian yang duduk di kursi kemudi, menoleh ke belakang, lalu menatap curiga ke arah empat member Phantom.

"Kalian nggak ada bawa senjata apa pun kan?" tanyanya penuh selidik.

Semuanya menggeleng, hanya Gian yang tidak menunjukkan reaksi apa pun.

"Gi, lo nggak bawa benda-benda tajam kan?" Avian sedikit was-was dengan member yang satu itu.

Gian menatap Avian datar, "Nggak perlu tajam Mas. Kalau mau, bahkan selehai benang pun bisa jadi senjata yang mematikan."

Ucapan itu membungkam mulut Avian, lalu laki-laki itu kembali memutar tubuhnya ke depan, lantas menatap Momo yang tengah mencoba menahan senyumnya.

Saat menyadari Avian tengah menoleh kearahnya, Momo berdehem untuk menghilangkan kuluman yang hampir tercetak di wajahnya.

"Undangannya nggak ketinggalan kan Mo?" tanya laki-laki itu.

Momo menggeleng cepat, lantas mengeluarkan undangan yang dimaksud Avian dari dalam tasnya.

"Ada kok Mas."

Avian mengangguk, lantas menjalankan mobil perlahan, sampai berhenti tepat di depan dua orang petugas keamanan yang bersiap memeriksa mereka semua, raut tegang seketika tampak jelas dari mimik wajah mereka, hanya Gian yang terlihat santai seperti biasanya.

Meski pun mereka tidak membawa barang-barang terlarang, senjata atau pun benda-benda tajam, namun tetap saja, diperiksa seperti itu cukup membuat detak jantung naik dua kali lipat dari biasanya.

****** 

Suasana di dalam restoran bintang lima itu cukup khidmat, dekorasi mewahnya memanjakan mata, beberapa lampu gantung dengan pernik kristal tergantung kokoh di bagian atas setiap meja yang disediakan. Meja-meja bundar dengan ukiran emas itu tersebar di beberapa titik memenuhi seluruh ruang di restoran itu.

Karpet merah terbentang dari pintu masuk, sampai ke bagian tengah ruangan, lalu membela ruangan restoran itu menjadi dua bagian. Saat rombongan Avian dan member Phantom memasuki restoran itu, semua orang langsung berdiri sambil bertepuk tangan untuk menyambut kedatangan mereka.

Mercusuar di Tengah Laut (On Going)On viuen les histories. Descobreix ara