Chapter 42

58 19 33
                                    

Tanggal debut Phantom semakin dekat, yang membuat hawa kesibukan dan keseriusan semakin kental terlihat pada semua orang, bahkan Avian sudah tidak tampak batang hidungnya beberapa hari terakhir, sibuk rapat, sibuk menyusun rencana ini, rencana itu...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tanggal debut Phantom semakin dekat, yang membuat hawa kesibukan dan keseriusan semakin kental terlihat pada semua orang, bahkan Avian sudah tidak tampak batang hidungnya beberapa hari terakhir, sibuk rapat, sibuk menyusun rencana ini, rencana itu, dan mempersiapkan segala hal demi kesuksesan debut Phantom.

Anggaran yang disediakan untuk debut Phantom bahkan tidak main-main, Avian bilang sampai menyentuh angka miliaran. Bagaimana mungkin menejer Phantom itu tidak serius mempersiapkan semuanya? Bahkan Momo tidak mampu membayangkan sebanyak apa uang miliaran itu.

Karena sepertinya Avian tidak bisa diganggu, menyebabkan mau tidak mau Momo yang harus menangani semua kebutuhan dan masalah Phantom, belum lagi ia harus menemani Phantom di semua sesi latihan mereka, meskipun saat mengirim jadwal kegiatan Phantom, Avian juga akan selalu bertanya apakah semuanya aman.

"Lo yang pakai baju hitam!" teriak Adot yang membuat Chio menoleh.

Mendengar teriakan itu, member lain ikut menoleh dan menghentikan kegiatan mereka sebelumnya, yang tengah membuka mulut lebar-lebar seperti mulut ikan saat dikeluarkan dari air.

"Gue?" tanya Chio memastikan.

"Emang siapa lagi yang pakai baju hitam selain lo?" tanya Adot dengan wajah jengkel.

"Ooh, kenapa?" tanya Chio yang masih belum menyadari kesalahannya.

"Gue nyuruh apa tadi?" tanya Adot.

"Buka mulut lebar-lebar," jawab Chio.

"Nah itu lo tahu, terus ngapain lo mingkem kayak pengantin baru gitu?" tanya Adot yang memancing tawa semua orang kecuali Gian tentunya, laki-laki itu bahkan tidak mengangkat sedikit pun sudut bibirnya.

"Afan tadi gangguin gue, sengaja biar gue senyum," ujar Chio melempar kesalahannya kepada Afan.

Afan yang terkejut namanya tersebut, langsung membeliakkan matanya, "Nggak kok," laki-laki itu menggeleng cepat.

"Chio! Lo jangan boong yah!" lanjutnya tidak terima.

"Gue nggak boong," jawab Chio santai.

"Boong!" teriak Afan lagi.

"Stop!" teriak Adot menatap keduanya nyalang.

"Lo!" tunjuknya pada Afan.

Afan terkesiap dengan wajah memucat.

"Siapa yang nyuruh berhenti? Buka lagi mulut lo lebar-lebar!" teriak Adot.

"Kalian juga!" teriaknya pada Leon dan Gian.

Lantas ketiganya kembali membuka mulut lebar-lebar sambil menahan tawa karena menyaksikan Chio yang dimarahi Adot habis-habisan, hanya Gian yang terlihat tidak kewalahan membuka mulutnya, di saat Leon dan Afan sangat kewalahan karena harus menahan tawa dengan mulut yang terbuka lebar.

Dari tempatnya duduk, Momo ikut terkekeh, sesi latihan vocal Phantom dengan Adot selalu dapat menghiburnya, melihat personil Phantom yang cemberut sehabis dimarahi Adot, benar-benar membuat suasana hati membaik. Sudah lihat sendiri kan, bagaimana menyebalkannya pelatih vocal Phantom itu?

Mercusuar di Tengah Laut (On Going)Where stories live. Discover now