Chapter 16

80 29 1
                                    

Ruang persegi panjang yang dikhususkan sebagai ruang meeting di Newbie Entertainment itu sekarang dipenuhi oleh perwakilan masing-masing devisi persiapan debut Phantom

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ruang persegi panjang yang dikhususkan sebagai ruang meeting di Newbie Entertainment itu sekarang dipenuhi oleh perwakilan masing-masing devisi persiapan debut Phantom. Karena dari jadwal, debut mereka diperkirakan tinggal beberapa bulan lagi.

Dua buah AC terpasang di masing-masing ujung ruangan dengan cat putih itu, meja rapat yang disusun bundar memenuhi seisi ruangan, lalu beberapa bunga hias sengaja diletakkan di sudut ruangan untuk memberi kesan segar, kemudian di bagian depannya terpasang papan proyektor yang digunakan untuk presentasi.

Seorang perempuan dengan rambut hitam yang disanggul rapi kini tengah sibuk menjelaskan persiapan yang telah dilakukan oleh tim marketingnya sambil sesekali menunjuk pada layar proyektor yang menampilkan strategi pemasaran dan sejauh mana persiapan yang telah dilakukan timnya.

Persiapan untuk debut Phantom semakin gencar dilakukan, bahkan beberapa hari kedepan Avian akan ke luar kota untuk menemui beberapa investor yang memberikan suntikan dana demi kesuksesan debut Phantom.

Hal hasil, beberapa hari ke depan hanya Momo yang akan sibuk mengurusi jadwal Phantom, seperti latihan dancer, olah vocal, dan beberapa aktivitas untuk menjaga daya tahan tubuh mereka, meskipun semua itu nanti akan tetap diarahkan Avian secara virtual.

Sekarang Momo tengah duduk bosan di salah satu meja rapat, di sampingnya duduk berderet member Phantom, lalu sisanya perwakilan dari masing-masing devisi yang akan menjelaskan sejauh mana persiapan yang telah tim mereka lakukan.

Beberapa kali terlihat gadis itu melirik jam tangannya, entah kenapa waktu terasa begitu lama berlalu jika ia melakukan kegiatan yang membosankan seperti ini.

Motivasinya hingga mampu bertahan sejauh ini hanya Avian, yang kebetulan sejak tadi memimpin rapat. Laki-laki itu sekarang duduk di meja rapat bagian depan, yang membuat Momo bebas mencuri pandang ke arahnya tanpa takut ketahuan.

"Jangan diliatin terus," ujar Gian dengan suara rendah.

Momo yang duduk tepat di sebelah laki-laki itu langsung mengalihkan pandangan dari Avian menuju Gian dengan hidung berkerut.

"Ngeliatin siapa?" tanya Momo berbisik, pura-pura tidak tahu maksud laki-laki itu.

"Lo udah bego, jadi ga usah pura-pura bego," lanjut laki-laki itu tanpa menoleh, dan tetap memfokuskan pandangannya ke depan.

Wajah Momo seketika memerah, karena kepergok Gian tengah diam-diam mencuri pandang ke arah Avian.

"Brisik lo," dengkus Momo setengah berbisik.

Gian menoleh, lalu kemudian ia menatap datar, "Lo tertarik sama Mas Avian kan?"

"Hah!?" teriak Momo.

Saat menyadari bahwa ia masih berada di dalam ruang meeting, gadis itu langsung menutup cepat mulutnya dengan telapak tangan. Namun terlambat sudah, teriakan itu terdengar benar-benar keras, yang membuat semua orang sekarang tengah menatap ke arahnya dengan ekspresi bingung, bahkan Avian yang sedang berbicara menghentikan ucapannya.

Mercusuar di Tengah Laut (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang