Chapter 49

47 19 19
                                    

Avian memasuki ruangnya dengan sedikit tergesah, sambil melirik sekilas jam tangannya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Avian memasuki ruangnya dengan sedikit tergesah, sambil melirik sekilas jam tangannya. Gian yang sejak tadi menunggu di ruangan itu bangkit dari duduknya, dan segera menyongsong Avian yang baru muncul di abang pintu.

"Cepat aja, ada apa?" tanya Avian terburu-buru.

Laki-laki itu masih rapat, saat ponselnya terus saja berbunyi, Gian puluhan kali meneleponnya dan mengiriminya pesan meminta agar Avian segera menemuinya. Karena Avian tahu bagaimana karakter anak itu, ia akhirnya mengalah, dan terpaksa keluar di tengah-tengah rapat.

Gian tidak suka penolakan, dan Avian tidak ingin laki-laki itu membuat kehebohan dan mengacaukan ruang rapatnya, jika ia tidak juga kunjung ke luar dari sana.

"Mas ngomong apa ke Momo?" tanya Gian to the point.

Avian menoleh dengan wajah tenang, "Momo ngasih tahu lo?"

"Dia nggak ngomong apa-apa," jawab Gian.

Avian tersenyum miring, "Karena lo ngeliat matanya sembab?" tebak laki-laki itu.

Gian masih diam sambil menatap Avian dalam, yang membuat Avian yakin jika tebakannya benar, kemudian laki-laki itu melonggarkan dasinya dan berjalan ke meja kerjanya, lalu mengambil beberapa foto dan menyerahkannya ke tangan Gian.

"Gue terlalu sibuk ngurusin debut Phantom, sampai nggak menyadari   kalau ada rasa di tengah-tengah kalian," ujar Avian sambil duduk di meja kerjanya.

Gian menatap foto itu nanar, lalu mengeraskan rahangnya sambil mencengkram kuat foto itu, kemudian ia tersenyum sinis.

"Menyelidiki sampai melanggar privasi, itu bukan tugas menejer," ujar Gian sambil melempar semua foto itu ke lantai.

Avian menghirup napas dalam, lalu menyandarkan tubuhnya ke belakang.

"Bukan gue yang nyelidikin, foto-foto itu dikirim oleh orang yang nggak dikenal."

Mendengar itu, Gian terdiam dengan mata membeliak.

"Gue nggak tahu tujuannya apa, tapi yang jelas orang itu bukan paparazi. Kalau iya, mungkin sekarang lo udah jadi trending topik, bahkan sebelum debut," lanjut Avian.

"Menurut Mas siapa?"

Avian mengedikkan bahunya, "Siapa pun dia, yang jelas dia memberi peringatan lewat foto-foto itu, dan tugas gue sebagai menejer Phantom adalah menjaga dan melindungi privasi kalian."

"Dia minta uang?" tanya Gian.

Avian menggeleng, "Nggak sama sekali."

Gian mendengkus, "Jadi karena foto-foto ini Mas bikin Momo nangis?"

"Gue nggak bermaksud, gue cuma mau mengingatkan dia untuk lebih profesional dalam bekerja."

"Termasuk buat ngejauhin gue?" tanya Gian sambil mencengkram kuat tangannya.

Mercusuar di Tengah Laut (On Going)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora