Chapter 35

89 27 5
                                    

Nara duduk dengan tenang di ruang tamu kediaman Adiwiyata, di sampingnya duduk Gian yang sama tenangnya dengan sang ibu, di depan mereka, duduk Natalie dengan wajah sembab dan Alex dengan raut murka menahan emosi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nara duduk dengan tenang di ruang tamu kediaman Adiwiyata, di sampingnya duduk Gian yang sama tenangnya dengan sang ibu, di depan mereka, duduk Natalie dengan wajah sembab dan Alex dengan raut murka menahan emosi.

"Apa yang kamu inginkan?" tanya Alex memecah keheningan.

Nara menatap nyalang laki-laki yang masih suami sahnya itu, "Pertanggung jawaban."

"Uang? Jaminan masa depan anak kamu? Atau pengakuan?" tanya Alex bertubi.

Mata Nara kembali bekaca-kaca, "Serendah itukah aku di mata kamu Mas?" tanya Nara bergetar.

Alex mendengkus, lalu menyandarkan tubuhnya frustrasi ke sandaran sofa.

"Kamu tahu kan seberapa berpengaruhnya keluarga kami?" tanya Natalie tenang.

"Aku tidak peduli."

"Kehadiran kamu dan putra kamu, adalah sebuah aib untuk keluarga kami," ujar Natalie.

Nara mengangguk, air mata lolos dari kedua ekor matanya, ia tahu betul maksud Natalie. Nara tahu, Natalie sendiri adalah putri dari keluarga Bagaskara, yang merupakan keluarga politikus kalangan elit yang punya kekuasaan dan jabatan di pemerintahan, lalu Alex sendiri adalah putra keluarga Adiwiyata yang merupakan keluarga pengusaha dengan kekayaan yang berlimpah.

Tentu sangat bisa dibayangkan, bagaimana pengaruh kedua keluarga itu, apalagi setelah disatukan karena sebab perkawinan, tentu mereka punya segalanya, jabatan, kekuasaan dan uang. Akan sangat mudah bagi mereka melenyapkan seseorang seperti Nara jika mereka mau.

Alex dan Natalie berada di level yang sama dan level itu sangat jauh di atas Nara. Nara sendiri hanya gadis desa yang terkenal akan kecantikannya, lalu bertemu dengan seorang laki-laki penggoda yang saat itu tengah mengerjakan proyek di desanya. Ia adalah Alexander Adiwiyata, pria mempesona yang berhasil memikatnya dan membuatnya jatuh hati dengan rayuan dan janji manis laki-laki itu.

"Suami kamu lah yang menciptakan aib itu," ujar Nara getir.

Natalie menghela, lalu melayangkan pandangannya lurus ke depan, menatap foto keluarga pada figura besar yang tergantung di dinding.

"Aku tidak akan menceraikan suamiku," jawab Natalie mantap.

"Aku juga tidak menyuruhmu melakukan itu," jawab Nara.

"Lalu apa mau kamu!" teriak Alex dengan tonjolan urat di keningnya.

"Kamu menjadi sosok ayah untuk anakku, Gian." Ujar Nara lantang.

"Baik, dan kamu saya ceraikan!" pekik Alex.

Natalie tersenyum, lantas menoleh kearah suaminya, "Mas tidak perlu berteriak, dan bersikap seolah menjadi korban. Bukankah kamu dalang utama dari semua kekacauan ini, Mas?"

Alex tertunduk, Natalie membuatnya bungkam seribu bahasa.

"Aku yang akan membuat keputusan," ujar Natalie kemudian.

Mercusuar di Tengah Laut (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang