Chapter 43

38 20 2
                                    

Gian meraih tangan Momo yang terhenti di atas tangannya, lalu menggenggam tangan gadis itu erat bersama dengan kunci mobil, dan membawa Momo ke belakang tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gian meraih tangan Momo yang terhenti di atas tangannya, lalu menggenggam tangan gadis itu erat bersama dengan kunci mobil, dan membawa Momo ke belakang tubuhnya.

Samuel sesekali menoleh ke arah Gian dan Momo yang masih mematung di tempatnya, sambil menjawab pertanyaan member Phantom yang terlihat begitu bersemangat akan kehadiran aktor papan atas itu di tengah-tengah mereka.

Beberapa saat kemudian, Samuel menyerahkan bungkusan plastik yang ditentengnya sejak tadi, yang membuat Afan berteriak histeris.

"Pizza!" teriaknya dengan mata berbinar.

"Ada cola juga!" sahut Chio ikut berteriak.

Yang membuat Samuel terkekeh geli, saat melihat tingkah kedua pria yang tidak lagi bisa disebut bocah itu, namun perangai mereka tidak beda jauh dari anak TK.

Seperti biasa, Afan dan Chio akan bertengkar memperebutkan hal-hal kecil, seperti yang tengah mereka lakukan sekarang, berebut kantong plastik yang diulurkan Samuel.

"Hati-hati," ujar Samuel kebingungan melihat aksi keduanya.

"Makasih Mas!" teriak Afan yang sudah berlari ke tengah-tengah ruangan sambil menenteng kantong plastik pemberian Samuel.

"Afan!" teriak Chio ikut berlari mengejar laki-laki itu.

Leon menghela sambil menggeleng, lalu kembali menatap Samuel, "Maafin tingkah mereka yah Mas, bikin malu aja," ujar Leon sambil tersenyum kecut.

Samuel menggeleng, "Nggak papa kok, malah seru sepertinya kalau ada mereka."

"Seru apanya Mas? Tiap hari ribut, bikin pusing," dengkus Leon yang membuat Samuel kembali terkekeh.

"Sana gabung, ntar pizza sama colanya dihabisin mereka loh," ujar Samuel sambil menoleh ke arah Afan dan Chio yang sekarang terlihat sibuk menyantap pizza mereka.

Leon mengangguk, "Makasih yah Mas."

Samuel menepuk pelan pundak laki-laki itu sambil mengangguk, lantas ia melangkah ke arah Gian dan Momo yang masih diam di tempatnya.

"Nggak gabung?" tanya Samuel.

"Kenapa lo ke sini?" Gian menatap laki-laki itu dingin, tanpa menghiraukan ucapan Samuel sebelumnya.

Samuel terkekeh, lalu mencondongkan kepalanya sedikit agar bisa melihat Momo yang berada di balik tubuh Gian, "Gue cuma mau menyapa junior satu agensi yang tengah berlatih untuk persiapan debut mereka," ujar Samuel sambil mengalihkan pandangannya menatap Leon, Afan, dan Chio yang masih sibuk dengan makanan mereka.

"Ck!" decak Gian.

"Gue tahu gimana lo, nggak mungkin datang gitu aja bawa makanan, pasti ada sesuatu," lanjut Gian.

Samuel menaikkan kedua alisnya, kemudian ia mengangguk, terlihat sama sekali tidak berniat membantah ucapan Gian.

"Mo, bisa bicara sebentar nggak?" tanya Samuel dengan tatapan penuh sesal.

Mercusuar di Tengah Laut (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang