Chapter 8

238 60 9
                                    

Kesan mewah langsung terlihat jelas oleh Momo, beberapa foto anak laki-laki terbingkai indah di beberapa sudut, dindingnya sendiri didominasi warna hitam dengan tema gothic, sofa yang berada di ruang tengah terlihat sangat empuk, aroma lavender da...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kesan mewah langsung terlihat jelas oleh Momo, beberapa foto anak laki-laki terbingkai indah di beberapa sudut, dindingnya sendiri didominasi warna hitam dengan tema gothic, sofa yang berada di ruang tengah terlihat sangat empuk, aroma lavender dari pengharum ruangan samar tercium memenuhi seluruh ruangan, bercampur aroma menly yang kuat dari parfum laki-laki. Aroma yang begitu menyenangkan, yang mampu menekan urat-urat syaraf untuk rileks.

Di ruang santai ada televisi yang sangat besar, ntah berapa inchi ukurannya, tapi yang jelas itu sangat besar sekali, bahkan jika tangan direntangkan, masih kalah panjang dari televisi itu.

Beberapa majalah dan buku-buku terlihat memenuhi lemari di bawah televisi, sedangkan di samping kanan dan kirinya ada lemari yang dipenuhi guci dan gelas-gelas antik yang sepertinya sangat mahal.

Di ruang makan ada meja panjang dengan enam kursi, lengkap dengan alas meja dan vas bunga berisi bunga anggrek hitam yang diletakkan di bagian tengah meja.

Gian berhenti tepat di depan Avian dan meletakkan paper bag yang ia bawa di atas meja. Meja itu sudah dipenuhi oleh berbagai makanan yang terlihat mewah dan menggiurkan.

Avian yang tadi duduk di salah satu kursi meja makan, langsung berdiri saat melihat kedatangan Gian dan Momo, ia mengenakan baju formal untuk sebuah pertemuan resmi.

"Selamat datang," ujarnya sambil tersenyum ramah.

Momo menjabat tangan itu sambil ikut tersenyum.

"Terima kasih, Mas."

"Silahkan duduk," titah Avian.

Momo mengangguk, dan langsung menarik salah satu kursi, lalu duduk di sana.

"Gian, tolong panggilkan yang lain, " ujar Avian.

Gian langsung pergi meninggalkan Avian dan Momo di ruang makan tanpa berkata-kata lagi.

"Ini untuk kamu," ujar Avian sambil mengulurkan sebuah buku yang terlihat seperti album foto.

"Ini apa Mas?" tanya Momo sambil menerima buku itu.

"Di sana ada biodata member Phantom, dan beberapa hal terkait mereka, untuk panduan kamu."

Momo mengangguk, kemudian ia membuka buku tersebut. Di halaman pertama, terdapat biodata para member.

Mata gadis itu langsung membeliak, saat netranya menangkap foto laki-laki yang selalu bermasalah dengannya akhir-akhir ini di antara biodata para member Phantom itu.

Ternyata namanya Gian dan sialnya ia termasuk salah satu member Phantom, yang berarti adalah bos Momo mulai sekarang.

Perut Momo seketika mulas, dan degup jantungnya kembali naik dua kali lipat, ia mulai merutuki dirinya sendiri, sepertinya hari-hari yang menyebalkan dan menyiksa akan dimulai dari sekarang. Gadis itu bahkan tidak yakin, jika karirnya akan bertahan lama, karena telah salah berurusan dengan Gian.

Mercusuar di Tengah Laut (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang