Chapter 54

60 20 127
                                    

Setelah selesai makan siang bersama member Phantom, Momo membereskan meja makan dan memindahkan semua gelas dan piring kotor ke wastafel

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah selesai makan siang bersama member Phantom, Momo membereskan meja makan dan memindahkan semua gelas dan piring kotor ke wastafel. Semua member sudah berhamburan dari ruang makan, hanya Gian yang masih duduk di bangkunya dengan tenang sambil fokus mengunyah makanannya.

Gian terlambat bergabung di meja makan, yang membuat laki-laki itu juga terlambat menyelesaikan makananya. Sambil terus mengunyah, sesekali mata laki-laki itu melirik Momo yang sekarang tengah sibuk mencuci piring, gadis itu terlihat menggemaskan jika sedang fokus seperti itu.

Piring dan gelas digosoknya dengan penuh hati-hati, takut jika tangannya yang licin terkena sabun membuat gelas dan piring marmer itu melorot dan pecah. Gian masih terus memandangi Momo antusias, menurutnya itu sebuah tontonan yang cukup menarik untuk menemaninya makan.

Tiba-tiba busa sabun memercik ke wajah Momo, yang membuat gadis itu mengerinyit sambil menyeka wajahnya dengan pergelangan tangan. Gian yang menyaksikan kejadian itu, mengangkat sedikit sudut bibirnya sambil menggeleng, lalu kembali menyuap makanannya.

Momo yang menyadari itu, langsung mengerutkan hidungnya kesal, bukannya malah segera menghabiskan makanannya, Gian malah sibuk menatapnya, bahkan laki-laki itu baru saja menertawakannya.

"Buruan makannya, biar sekalian aku cuci piringnya," ujar Momo tanpa menoleh.

Gian terlihat tidak menghiraukan ucapan gadis itu, yang membuat Momo menghentikan kegiatannya, lantas ia menoleh serius.

"Gian," ulang Momo.

"Iyaa," jawab Gian.

"Kamu dengar kan apa yang aku bilang barusan?"

Gian menoleh kembali pada gadis itu sambil memainkan sendok di jemarinya, lalu menatap pacarnya itu sambil menggeleng, yang membuat Momo menghela panjang.

"Buruan makannya, biar piringnya sekalian aku cuci," ulang Momo.

Gian masih bergeming di tempat duduknya, lalu dengan serius menatap Momo.

"Kata perintahnya kurang," jawab laki-laki itu serius.

Momo mengerutkan keningnya tidak mengerti.

"Seharusnya--ada--kata--sayang--di awal--kalimat," ujar Gian sambil mengeja ucapannya dengan sedikit berbisik, agar tidak terdengar oleh member lain di apartement itu.

Momo seketika bersemu merah, lantas gadis itu menoleh ke arah ruang tengah yang tampak kosong, mungkin member Phantom yang lain tengah sibuk menonton televisi atau malah sudah tidur siang.

"Sayang--buruan--makannya," ulang Momo ikut mengeja dengan setengah berbisik, yang membuat senyum Gian mengembang sempurna.

Laki-laki itu kemudian bangkit dari duduknya, lalu berjalan menuju wastafel tempat Momo berada, dan berhenti tepat di belakang gadis itu.

Mercusuar di Tengah Laut (On Going)Where stories live. Discover now