Chapter 39

43 18 1
                                    

Momo memutar kepalanya, dan mendapati Gian tengah duduk di pinggir ranjang, yang membuat gadis itu terduduk kaget

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Momo memutar kepalanya, dan mendapati Gian tengah duduk di pinggir ranjang, yang membuat gadis itu terduduk kaget. Gian menoleh dan menatap gadis itu datar tanpa mengeluarkan suara.

Momo berdehem, sambil merapikan rambutnya yang acak-acakan.

Aaakhh!

Teriak gadis itu kemudian sambil menyilangkan tangannya di dada. Gaun hitam yang ia kenakan saat ke party tadi malam, sudah berganti dengan piyama pria bergaris hitam.

"Pelayan yang bantu gantiin," ujar Gian, seakan paham arti teriakan gadis itu.

Momo menghela, lalu memutar matanya menoleh ke sekeliling, kamar itu bukan seperti kamar hotel. Maksudnya, kalaupun kamar hotel sepertinya bukan hotel sembarangan, karena sangat mewah dan besar. Kening gadis itu mencoba mengingat apa yang terjadi semalam, namun kepalanya tiba-tiba berdenyut hebat. Tunggu, pelayan?

"Ini di mana?" tanya Momo akhirnya.

Gian mengalihkan pandangannya dari gadis itu, lalu menatap jauh ke arah pintu, "Kamar gue."

"Kamar lo?" ujarnya sambil berpikir keras, "Rumah tuan Alex!?" teriak gadis itu sambil membungkam mulutnya sendiri.

Gian mengangguk, "Mereka ke luar negeri, lo tenang aja."

"Ta...tapi."

"Siap-siap, gue tunggu di bawah," ujar Gian sambil menyodorkan paper bag dan segera ke luar dari kamar itu.

Momo menghela, sambil mengintip isi paper bag yang ternyata berisi pakaian.

Gadis itu bangkit, dan berjalan mengelilingi kamar besar bernuansa putih itu, hingga akhirnya langkahnya terhenti pada figura foto yang terletak di atas meja buffet. Momo meraih foto itu sambil tersenyum, di sana ada seorang wanita cantik dan anak laki-laki yang mungkin berusia sekitar tujuh tahun, tengah tersenyum menghadap kamera.

Momo menaikkan alisnya, berusaha menerka siapa wanita cantik dengan wajah sendu di foto, meskipun perempuan itu menampakkan deretan giginya pada kamera, tapi matanya hanya memperlihatkan kekosongan dan kesepian.

Sedangkan anak laki-laki yang berada disebelah perempuan itu sudah pasti Gian, karena wajahnya tidak banyak berubah, semua masih terlihat sama, kecuali di bagian ekspresinya. Kemana perginya senyuman Gian yang begitu hangat ini? Kenapa sekarang laki-laki itu hanya memperlihatkan wajah kaku dan dinginnya saja?

"Ck, gue pikir dia nggak bisa senyum."

"Eehmm."

Tiba-tiba terdengar suara deheman yang membuat Momo terperanjat kaget, untung figura di tangannya tidak terlepas.

Momo menoleh ke arah pintu, dan mendapati Gian yang tengah menatapnya datar.

"Gian? Kok balik lagi?"

Laki-laki itu tidak menjawab dan berjalan mendekat, lalu merebut figura foto dari tangan Momo.

"Berapa kali gue harus bilang? Jangan menyentuh sesuatu yang bukan milik lo," ujar laki-laki itu santai, sambil memasukkan figura itu ke dalam laci meja buffet.

Mercusuar di Tengah Laut (On Going)Where stories live. Discover now