:: Bab LXVIII ::

304 39 0
                                    

"Bu, Bu Cheline minta bertemu Ibu di ruangannya."

Sarah dengan raut wajah kalang kabutnya mendorong Mita untuk bergegas. Ia meninggalkan rapat yang sedang dijalaninya untuk kemudian menghampiri ruangan wanita itu.

Sesampainya di sana, ada 1 orang lain yang duduk bersama Cheline. Sementara Ashraf yang membukakan pintu, mempersilahkan Mita untuk bergabung di antara mereka.

"Duduklah."

"Ada apa?" Mita meminta Cheline untuk langsung pada poin mengapa ia sampai harus menemui wanita itu. Alih-alih menjelaskan, Cheline justru mengulas senyum dan mengulang kata yang sama.

"Duduklah dulu, Sasmita."

Meski enggan, Mita tak punya pilihan lain. Secangkir teh langsung ditaruh di hadapannya selepas bokongnya jatuh di atas sofa.

"Ini Pak William. Beliau auditor keuangan perusahaan. Kedatangan beliau ke sini untuk beberapa hal."

Dengan ramah, Cheline memperkenalkan kedua belah pihak. Detik ketika Mita menjabat tangan pria yang kelihatan sebaya dengan Ashraf itu, ia merasakan ada sesuatu yang aneh. Terlebih, ketika ia menilik bagaimana ekspresi pria bernama William itu.

"Sasmita."

"William. Saya melihat Nona saat pengumuman calon pewaris Wara Group beberapa bulan yang lalu. Saya ingat betul bagaimana orang-orang meremehkan Nona. Tapi, Nona berhasil membuktikan bahwa omongan mereka tidak sepenuhnya benar."

Tak tahu mau merespon apa, Mita tersenyum sekenanya. Disertai ucapan terima kasih dengan nada suara yang terkesan mengambang.

"Kalau begitu, agar tidak membuang-buang waktu, saya akan langsung pada intinya saja," ujar William, bersamaan dengan satu amplop coklat tebal yang ia keluarkan dari dalam tas-nya.

"Sesuai agenda perusahaan, saya telah melakukan audit di seluruh anak perusahaan Wara Group. Semuanya tampak normal, tidak ada yang aneh. Hanya saja, saya pikir Nona Mita harus lebih teliti lagi dalam memastikan operasional perusahaan berjalan lancar."

Satu alis Mita menukik. Ia tak paham dengan apa yang William maksud saat ini. Dirinya memilih diam sementara pria itu mulai menyusun beberapa dokumen yang sudah di klip menjadi satu bagian, sesuai nama anak perusahaan Wara Group.

Dokumen dengan judul 'Wara Hotel & Resort Management' pun disodorkannya kepada Mita. Secara eksplisit ia meminta gadis itu untuk membaca hasil audit yang sudah dibuatnya.

"Kapan anda melakukan audit ini? Kenapa saya tidak mengetahuinya?" tanya Mita, yang merasa ketinggalan informasi. Ia pun ogah menerima dokumen itu sebelum bisa mendapatkan jawaban.

"Kemarin, saat kamu tidak datang ke kantor. Lagipula, jadwal audit ini sesuai dengan tahun-tahun sebelumnya. Jadi, saya pikir tidak ada masalah jika audit tetap dilakukan meski kamu tidak ada," jelas Cheline, mengambil alih kesempatan untuk menjawab. Ucapannya berhasil menarik Mita untuk menoleh kepadanya.

"Tapi, mau bagaimanapun saya harus tahu agenda itu," balas Mita, terdengar tak terima. Ia lantas beralih pada William, menatapnya galak, "Harusnya anda menemui saya untuk membicarakan jadwal audit-nya. Bukan tiba-tiba datang tanpa pemberitahuan apapun kepada saya."

"Memangnya bagaimana Pak William bisa menghubungi kamu kalau kemarin saja kamu ada di kantor polisi?" Serangan selanjutnya diluncurkan Cheline. Wanita itu menyeringai sinis. Sebelum akhirnya meminta William untuk segera menjelaskan kendati Mita tak kunjung menyentuh laporan yang sudah dia buat.

"Berdasarkan audit yang saya lakukan, ada beberapa laporan keuangan Wara Hotel & Resort Management yang tidak masuk akal selama di bawah kepemimpinan anda, Nona Mita."

4 Billion's Game [ C O M P L E T E ]Where stories live. Discover now