-Dunia Tipu-tipu-
"Akhirnya setelah sekian lama gue berhasil bawa Nawasena buat jalan ke mall"
"Lebay lu"
"Kog lebay?"
"Gue mah sering ke mall"
"Yah kan bukan bareng gue, lu selalu nolak kalau gue yang ngajakin padahal gue ganteng nggak bakal bikin malu kalau digandeng ditempat umum" Ujar Chanyeol sambil merangkul Sehun yang berdecak kecil.
"Mau makan apa mau main? Tadi udah makan belum?"
"Udah"
"Kata Jagad sekarang sering makan dikantin Fakultas gue, nggak lagi naksir Jagad kan?"
"Ngaco" Sehun menyikut perut Chanyeol membuat lelaki jangkung itu meringis kecil.
"Belanja aja yuk, beli sepatu atau baju gitu"
"Mau ngopi aja"
"Serius mau ngopi? Lambungnya nggak apa-apa?"
"Nggak, ayo ngopi aja terus duduk, capek daritadi muter-muter"
"Lha lu ditanyain pengen kemana aja nggak jawab daritadi"
"Bingung"
"Kan udah dipegangin ini" Mereka akhirnya memasuki cafe yang terlihat ramai itu.
"Duduk dulu biar gue pesenin" Sehun hanya mengangguk melihat Chanyeol pergi dari hadapannya sebentar lalu kembali muncul dengan senyum lebarnya, tapi tak menutup raut lelah yang terpancar dari wajah tampan itu.
"Kalau capek itu istirahat" Gumam Sehun membuat Chanyeol mengerutkan alis bingung.
"Gimana?"
"Gue jarang lihat lu dikampus, lagi sibuk banget?"
"I miss you too"
"Hah?"
"Bilang aja kangen karena semingguan nggak ketemu gue, pake sok nanya sibuk apa nggak"
"Gue nggak gitu"
"Iya, cuma gue doang kog yang ngerasa gitu" Chanyeol mengedipkan sebelah matanya membuat Sehun menahan diri agar tidak mencakar wajah ganteng itu.
"Tapi gue emang lumayan sibuk sih"
"Istirahat yang cukup, ketara banget wajahnya kelelahan"
"Bentar-bentar, jangan gitu doang Sena, ini gue harus gimana nanggepi perhatian lu, jadi kepedean nih, sumpah jantung gue deg-degan kenceng banget, mau denger nggak?"
Chanyeol berganti kursi tepat disamping Sehun lalu menarik kepala Sehun agar bersandar didadanya.
"Bentar, dengerin jantung gue" Sehun hanya menurut lalu memejamkan matanya menikmati dentum jantung Chanyeol yang bertalu lebih cepat dan hal itu menular pada detak jantungnya sendiri, membuat Sehun meringis pelan dan menekan dadanya dengan tangannya, hening menyapa keduanya seolah disekitar mereka tidak ada kehidupan karena fokus pada detak jantung yang menemani mereka.
