Tanpa Judul VIII

547 80 15
                                    










"Daddy apa daddy tengah gembira sekali? Kenapa daritadi terus senyum-senyum sendiri?" Queen yang sedari tadi sibuk dengan buku pelajarannya akhirnya angkat bicara karena sang ayah yang tak berhenti tersenyum sedari tadi saat memasuki mobil yang kini melaju menuju sekolahnya.

"Hmmm benarkah sedari tadi tersenyum?"

"Hnnng apa ada yang menggembirakan? Maukah daddy berbagi pada Queen?"

"Bagaimana cara daddy membaginya My Queen? Dan kalaupun bisa dibagi Daddy tidak akan mau membaginya kepada orang lain" Jawab Chanyeol memutar kemudinya dan sesekali melirik Queen, masih tidak menghilang senyum dibibirnya.

"Daddy pelit sekali, Queen kan kesayangan Daddy kenapa tidak mau berbagi?" Keluh Queen memajukan bibir tipisnya dan itu mengundang tawa Chanyeol yang langsung mengusak rambut sang putri dengan gemas.

"Sudah sampai My Queen"

"Huh, Queen akan tetap marah pada Daddy karena tidak mau berbagi dengan Queen, love you dad selamat bekerja" Meski mengatakan kalau dirinya tengaj marah tapi gadis cilik itu masih menyempatkan diri untuk mencium kedia pipi Chanyeol.

"Hnggg Quee  belajar dengan benar okay?"

"Okay, sudah sana Daddy cepat pergi kan Queen sedang marah" Queen melengos turun dari mobil setelah pintu terbuka.

"Kenapa putriku itu menggemaskan sekali? Oh tentu saja karena aku daddynya" Gumam Chanyeol lalu meraih ponsel untuk menghubungi Jackson dia perlu teman bicara tentang perkembangan orang yang dicari oleh Mr. Allard, sudah sampai mana jejak orang itu diketahui.

"Aku akan segera menemukannya" Gumam Chanyeol lalu kembali melajukan mobilnya setelah memastikan sang putri sudah sampai kedalam kelasnya.

Sedangkan ditempat lain Sehun yang tengah berbelanja bulanan terus membenahi syal yang kini dipakainya, diluar sedang panas tapi dirinya memakai syal membuat orang-orang yang melihatnya menatapnya dengan aneh, Sehun menggerutu dalam hati ini semua salah si Tuan Park, lehernya yang semula seputih salju sekarang penuh dengan bekas kemerahan akibat ulah bibir serta giginya.

"Kenapa juga aku mau saja dicium, tapi memang ciuman bukan sesuatu yang penting tapi kalau ciumannya sudah menjelajah tempat lain bukankah itu hanya dilakukan oleh pasangan?" Sepanjang belanja Sehun terus bergumam merasa aneh dengan kelakuannya dan juga kelakuan Chanyeol.

Lelaki itu mengatakan kalau dia tertarik padanya dan juga bergairah jika dekat dengannya, tapi apa hanya sebatas itu? Masalah tertarik tentu saja Sehun juga tertarik dengan lelaki seperti Chanyeol selain tampan aura mengintimidasi yang dulu membuatnya takut malah kini membuat dirinya akan tunduk dengan semua apa yang Chanyeol katakan.

Masalah bergairah siapa yang tidak bergairah jika digoda dengan sedemikian rupa, dengan sentuhan dan ciuman tentu saja gairahnya akan terpancing apalagi yang memancing semenggoda Chanyeol.

"Aish" Sehun memukul kepalanya sendiri karena fikirannya yang kemana-mana, ini semua karena Chanyeol yang menggoda sekali sehingga dirinya juga berfikiran liar.

"Sehun" Sehun menghentikan acara menggerutunya saat mendengar namanya di panggil.

"Bibi" Sehun melebarkan senyumnya saat mengenali siapa yang memanggilnya ternyata adalah nyonya besar Park.

"Kau sedang berbelanja?"

"Iya bibi, bibi juga?"

"Berbelanja buah sedikit untuk Queen"

"Strawberry?"

"Hmmm dia sangat menyukai buah merah itu, jadi aku memilih untuk berbelanja sendiri kalau menyangkut strawberry, kau juga penyuka strawberry ya?" Tanya Tiffany setelah melihat isi troli milik Sehun.

Kumpulan OneShot Dan Cerita PendekWhere stories live. Discover now