Tanpa Judul III

522 83 18
                                    












Sehun menggenggam telapak tangannya yang berkeringat dingin sejak tadi sambil mengamati pemandangan diluar jendela mobil dengan agak sedikit takut, halaman ini begitu luas sungguh bahkan jarak dari gerbang sampai bangunan besar rumah ini bisa ditempuh selama sekitar 3 menit meski sudah menaiki mobil tadi dia kaget saat baru keluar rumah dan hendak melakukan aktivitas seperti biasa malah sudah ditunggu 2 mobil didepan rumahnya, padahal seingatnya dia tidak memiliki hutang pada rentenir manapun jadi tidak mungkin kalau mereka kesini untuk menagih hutang, rumah kecil ini juga sudah ia lunasi sekitar 7 tahun yang lalu jadi tidak mungkin rumah ini akan digusur, dia baru mengerti saat orang-orang tersebut keluar dari mobilnya ada beberapa wajah familiar disana para bodyguard Queen, tapi dia tidak melihat bocah cantik itu jadi untuk apa mereka kemari?.

Usut punya usut mereka meminta Sehun untuk pergi bersama mereka menemui bocah cantik itu yang kini tengah sedikit demam tapi masih memaksa ingin ikut kelas baletnya tapi sang ayah tidak mengizinkan membuat bocah cantik yang biasanya selalu mendapatkan apapun yang dia inginkan itu ngambek dan tidak ingin makan jika tidak diizinkan untuk latihan untuk persiapan tampil untuk acara sekolah.

Dia sebelumnya sudah bicara dengan Queen tentang apa yang dimaksud sang ayah tempo hari dan bocah itu menjelaskan dengan sangat antusias membuat Sehun juga akhirnya mengiyakan saja bahkan mereka sudah sempat latihan satu kali dan rencananya hari ini selasai kelas mereka akan latihan lagi tapi ternyata bocah cantik itu ternyata sakit, tapi kenapa Sehun mau saja direpotkan untuk datang kerumah besar ini apalagi dia diperlakukan seperti tawanan karena dijemput 8 orang, berbadan besar tadi seharusnya dia menolak saja tapi kalau tadi dia menolak apa dia akan dipaksa dan diseret, Sehun bergidik ngeri membayangkan badannya diseret paksa oleh mereka yang berbadan besar ini.

"Silahkan" Sehun mengangguk kaku saat pintu mobil dibukakan dan dia langsung diantar menuju kedalam rumah besar ini, rumah ini begitu besar dan elegan tapi rasanya begitu sepi dan tak tersentuh, disudut-sudut rumah Sehun bisa melihat banyak orang berpakaian hitam yang berdiri tegap layaknya patung.

"Tunggu disini sebentar, saya akan melaporkan kedatangan anda terlebih dahulu"

Setelah itu Sehun dibiarkan berdiri sendirian ditengah ruangan besar itu, berdiri kaku sambil sesekali mengusapkan telapak tangannya yang berkeringat dicelana jeans yang dipakainya tanpa menyadari kalau ada sepasang mata elang yang mengawasinya dari lantai atas sambil menyesap wine dengan bibir terkatup.

"Tuanku, guru menari nona Queen sudah datang" Suara itu tak mengangguk sosok gagah yang tampak tidak berniat untuk menoleh pada anak buahnya itu.

"Aku sudah melihatnya, dia begitu penurut?" Gumam Chanyeol masih mengamati Sehun yang menoleh kebingungan diruangan besar itu.

"Apa yang harus saya lakukan?"

"Bawa dia dikeruangan latihan Queen, aku akan membawa anak bandel itu kesana sebentar lagi"

"Baik" Chanyeol menyesap sekali lagi wine nya tanpa mengalihkan matanya dari Sehun yang kini mengikuti anak buahnya yang mengantar menuju ruangan dimana tempat Queen berlatih setelah sosok itu tidak terlihat dipandangan matanya Chanyeol beranjak dari sana untuk menemui sang putri yang sedari tadi marah dan tidak mau makan, putrinya itu memang kadang menyebalkan tapi benar apa kata Jackson sifat itu menurun darinya dan Chanyeol tidak bisa berbuat apa-apa karena sadar diri kalau dirinya juga seperti itu.

"Benarkah unca Sehun datang kemari Daddy?" Queen yang berada digendongan sang ayah bertanya dengan antusias didahinya masih tertempel penurun demam tapi wajahnya menunjukkan antusiasme yang luar biasa.

"Hmmm Queen harus berjanji akan segera sembuh nanti"

"Uncaaaaaa" Sehun yang sedari tadi mengamati ruang serba putih itu akhirnya menoleh dan mendapati Queen dan ayahnya berada diambang pintu.

Kumpulan OneShot Dan Cerita PendekWhere stories live. Discover now