EMPAT BELAS

122 15 1
                                    



Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"ooooiii.."sapa tara sekilas setelah masuk kamar harie tanpa permisi, dan langsung merebahkan diri di ranjang harie dengan posisi tengkurap.

Harie yang tengah sibuk mengerjakan tugas menoleh sekilas sambil tersenyum kecil.

"waduh,, kayaknya itu tulang udah mulai jadi jelly sekarang" ledek harie saat melihat tara yang datang-datang langsung menubruk kasurnya

"hmmm.." tara hanya berdehem untuk menanggapi gurauan harie

"udah makan belum? makan diluar yuk..!. gue habis gajian nih.."ajak harie, tapi tara tidak menjawab.

Harie memiringkan kepalanya,terdiam menatap punggung tara lalu menghela nafas pelan, menyadari sesuatu tengah terjadi pada sahabatnya itu.

"ada apa ra?" tanya harie yang kini sudah memutar kursi belajarnya menghadap punggung tara.

Hening, hanya terdengar helaan nafas pelan dan punggung yang terlihat bergerak sedikit saat tara bernafas.

Tara memeringkan tubuhnya dengan sebelah tangan yang menutup setengah wajahnya.

"gue capek rie,apa gue nyerah aja ya sama mimpi gue" ucap tara lirih, harie sedikit terkejut dengan sikap tara yang tidak seperti biasanya. Gadis itu tidak pernah se pesimis ini sebelumnya.

"lo tau nggak rie, tiap mama ngomel atau mulai banding-bandingin gue sama kak teo atau anak temen-temennya. Rasanya dada gue penuh sesak, kepala gue di penuhi kalimat-kalimat sanggahan dari setiap ucapan mama ke gue"

"Tapi tiap kali gue mau ngeluarin itu semua, tenggorokkan gue rasanya kaya di cekik kuat.

Rasanya sesak dan sakit banget rie, tapi gue nggak bisa ngungkapin semuanya.

Seolah dadaku penuh dan mau meledak, tapi mengingat setiap kalimat gue mungkin akan menyakiti hati mama' gue nggak sanggup bicara rie.gue takut mama kecewa sama bantahan gue, Yang akhirnya gue Cuma bisa diem dan simpen sendiri perasaan gue.

Kenapa ya rie?gue capek kaya gini terus"

Harie menatap prihatin ke arah tara dan mendudukkan diri di tepi ranjang.

"artinya lo anak baik ra, lo nggak mau nyakitin hati orang tua lo."harie tersenyum lembut

"Lo memang harus selalu sayang, hormat dan patuh sama orang tua lo selagi mereka masih ada didunia ini ra, karena kita nggak pernah tau kapan momen kita bersama mereka akan berakhir.

Tapi bukan berarti lo harus ngubur mimpi lo sendiri, ini hidup lo dan lo juga harus bahagia.

Lo Cuma perlu sedikit lebih bersabar dan terus berusaha membuktikan kalau pilihan lo nggak salah" kata harie lembut sembari mengusap punggung tara.

ANNOYING,BUT I LOVE..Where stories live. Discover now