LIMA DUA

148 13 8
                                    


yang belum follow, follow dulu ya guys..!!

selamat membaca

***


Gama dan tara duduk bersisian sambil bersandar pada batang pohon besar, sudah sekitar satu jam keduanya duduk diposisi itu tanpa ada yang bicara

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gama dan tara duduk bersisian sambil bersandar pada batang pohon besar, sudah sekitar satu jam keduanya duduk diposisi itu tanpa ada yang bicara.

Tara menghela nafas pelan , lalu menegakkan punggungnya dan menoleh ke arah gama

"pulang yuk kak.." ajak tara yang mulai bosan karena terlalu lama tidak bicara,

Rasanya mulut supelnya gatal jika terlalu lama berdiam diri, Bahkan tara ingin bernyanyi saja jika tidak ingat orang disebelahnya tengah dalam suasana hati yang kacau.

"lo nggak penasaran kenapa gue bisa kayak gini?" tanya gama lirih dengan mata yang menatap datar ke arah pepohonan didepan mereka.

tara melirik sekilas dan kembali menyandarkan diri.

"Nggak perlu kalo nanti Cuma bikin lo nggak nyaman dan kaya tadi lagi, gue tau itu pasti sesuatu yang berat sampai bisa bikin lo kayak gitu kak" jawab tara mencoba menekan rasa ingin taunya.

"waktu kecil gue pernah disiksa sama bokap gue" kata gama yang tiba-tiba menceritakan sendiri tentang pemicu trauma yang dia miliki, sontak membuat tara tersentak dan menoleh ke arahnya dengan mata membulat.

"mm-mmaksud lo? Om angga kayak gitu?" sentak tara tidak percaya, karena saat kerumah gama tara menemui pria yang sepertinya sangat ramah dan hangat.

"Yang lo liat dirumah waktu itu bokap tiri gue, bokap asli gue dipenjara dan belum lama ini baru aja keluar" jawab gama, tara membeku dengan mata yang terus menatap lekat ke arah gama.

Gama menarik nafas panjang, memberi udara pada rongga dadanya yang terasa sesak, bersiap menikmati setiap luka yang akan kembali dia ingat dari cerita yang akan dia utarakan.

"waktu itu bokap kehilangan pekerjaan, dan nyokap yang sejak dulu juga seorang pekerja gantiin posisi bokap jadi tulang punggung keluarga.

Karena frustasi bokap gue sering pergi dan pulang dalam keadaan mabuk, setiap pulang dia bakal ngamuk dan nglampiasin ke siapa aja yang ada dirumah.

Sayangnya gue yang waktu itu masih kecil paling sering ada dirumah sendirian.

suatu hari bokap gue liat nyokap dianter temen cowok sekantornya sepulang lembur karena udah terlalu larut malam." gama menjeda kalimatnya, sambil mendekap pundaknya dengan tangannya sendiri dan menumpukan kedua siku di atas lututnya yang terlipat.

Kembali menghirup banyak oksigen untuk sedikit melonggarkan tenggorokannya yang tercekat, kemudian menghembuskannya perlahan.

"bokap gue yang dibakar api cemburu emosi dan mengamuk, dia pukulin nyokap gue sampai babak belur. Bahkan tanpa peduliin teriakan dan tangisan kita sama sekali,

ANNOYING,BUT I LOVE..Where stories live. Discover now