EMPAT TUJUH

108 14 15
                                    


satu lagi ya,,

belum bosen kan?

tapi follow dulu ya buat yang belum follow.

thanks, happy reading..


***


Beberapa saat tara dan raka tidak bicara, seperti yang selalu mereka lakukan sejak dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa saat tara dan raka tidak bicara, seperti yang selalu mereka lakukan sejak dulu.

Diam dan saling menemani, menunggu sampai si pemilik masalah membuka mulut untuk mulai bercerita.

Tara masih terdiam dengan tatapan kosong memandangi telapak tangannya yang terlihat bengkak. 

Dengan perlahan gadis itu menaikkan lengan hoddie yang dia kenakan, memperlihatkan pada raka pergelangan tangannya yang kini sudah terlihat bengkak dan memar keunguan.

raka cukup terkejut dengan apa yang dia lihat lalu memegangnya dengan lembut sambil meringis, seolah bisa merasakan kesakitan yang tara rasakan.

"astaga, ini...?

hey, kenapa bisa sampai kaya gini sih ra?"tanya raka dengan nada khawatir.

Tara menyandarkan punggungnya pada bangku sambil menghela nafas kasar.

"gue nggak tau, waktu bawa harie naik ke tebing pegangan gue lepas karena harie tiba-tiba pingsan dan gue kehilangan keseimbangan.

Gue juga ngga nyangka bakal sampe kaya gini ka" jawabnya lirih, raka memandang lekat wajah sendu tara dengan tatapan prihatin, masih dengan tangan tara di atas telapak tangannya.

"lo tau kan, sebulan lagi gue harus wakilin negara kita buat tanding di asean paragames tahun ini? Lo juga pasti tau seberapa keras usaha gue buat singkirin kandidat lain biar bisa terpilih mewakili negara kita kan ka?"kata tara yang direspon raka dengan tatapan sendu.

"gue udah mengerahkan segalanya ka, 

waktu, tenaga, fikiran.

gue mempertaruhkan tahun-tahun berharga gue untuk bisa sampai di titik ini, bahkan gue sampai menjadi anak pembangkang demi ini semua.

Selangkah lagi raka, impian itu udah didepan mata.

Tapi gue gagal bahkan sebelum bertanding" pungkas tara mencurahkan isi hatinya dengan suara yang mulai sedikit bergetar karna menangis. 

Raka menarik lembut tubuh tara kembali dalam dekapannya dan mengelus lembut kepala belakang tara dengan mata yang berkaca-kaca seolah merasakan kepedihan tara dalam hatinya.

Raka tau persis bagaimana perjuangan tara, sebagaimana dia yang secara tidak langsung menemani setiap langkah dan keseharian gadis itu.

Tangis, tawa,kebahagiaan dan kekecewaan selalu mereka lalui bersama. Seperti saat ini, hanya pada raka tara mau melepas beban dipundaknya, menumpahkan luapan rasa dihatinya yang dia tumpuk dan mulai kelebihan beban.

ANNOYING,BUT I LOVE..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang