TIGA DELAPAN

85 14 3
                                    


udah ngantuk belum?

belum kan? lanjut ya,,

tapi follow dulu buat yang belum.

***


Tara tersenyum sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan berhenti setelah pandangannya bertabrakan dengan reta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tara tersenyum sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan berhenti setelah pandangannya bertabrakan dengan reta.

Gadis itu menyeringai, dengan sebelah alis yang terangkat naik.

"waow,, kak reta juga disini rupanya? Nggak kabur kak?

Katanya takut sama gue?" ucap tara dengan nada dan senyum meremehkan, hal itu menyulut emosi dari dio dan chandra yang langsung berdiri dengan ekspresi marah.

"mau lo apa sih? " teriak dio dari kursi penonton, reta tertunduk dengan ekspresi ketakutan yang dibuat-buat sementara gama hanya menatap datar kearah depan.

"santai donk, belum juga ngapa-ngapain.

Udah nyolot aja kak.."jawab tara santai sambil tersenyum miring.

Tara menyeringai lalu melangkah turun dari panggung untuk menghampiri reta, gadis itu berhenti tepat didepan reta lalu mengulurkan tangan kepada reta untuk mengajaknya bersalaman.

"sorry ya kak" kata tara sambil tersenyum, reta tertegun menatap kearah tangan tara yang terulur, kemudian beralih menatap wajah tara.

Semua orang memandang kearah mereka berdua, menunggu reaksi reta terhadap permintaan maaf tara didepan semua orang itu.

Reta mengedarkan pandangannya kesekeliling, lalu dengan ragu menerima uluran tangan tara.

"ii-iiya,," jawab reta ragu dengan wajah ketakutan.

Namun saat ingin melepas tautan tangannya, gadis itu tersentak karena tara justru menggenggamnya lebih erat sambil menyeringai.

Entah apa yang tara fikirkan atas tindakannya itu, yang jelas membuat desas-desus semakin ramai dan berisik memenuhi ruangan itu.

Tara melirik sekilas ke arah dio, chandra dan gama yang kini menatap ke arahnya dengan wajah tegang, gadis itu menyeringai lagi dan yang terjadi berikutnya sungguh menggemparkan semua orang yang ada disana,

Tara menarik lengan reta dengan kasar untuk berdiri dan menyeretnya berjalan menuju panggung.

Semua orang sangat terkejut dengan tindakan kasar tara terhadap reta, namun saat hendak menghentikannya. Gadis itu mengangkat tangannya yang bertaut dengan tangan reta dan mencengkramkan kuku-kukunya pada lengan reta sebagai ancaman agar tidak ada seorangpun yang berani menghentikkannya.

Sesampainya di atas panggung, tara menyentak kasar lengan reta dan menatap datar kearahnya.

Reta tampak terkejut dan ketakutan, kali ini bukan lagi wajah ketakutan yang di buat-buat melainkan wajah ketakutan dan terintimidasi, Tampak jelas dari raut wajahnya yang mulai pucat.

ANNOYING,BUT I LOVE..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang