SEMBILAN BELAS

91 16 2
                                    


aroha... 

masih betah kan sama cerita ini?

nggak usah lama-lama.

yuk dilanjut..!!!

tapi jangan lupa follow, vote dan komen ya..!!!

happy reading..

***



Tara menepati janjinya menjemput gama didepan pagar rumahnya, gadis itu sengaja tidak menekan bell karena tadi pagi sudah menelfon gama dan memastikan jam keberangkatan mereka hari itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tara menepati janjinya menjemput gama didepan pagar rumahnya, gadis itu sengaja tidak menekan bell karena tadi pagi sudah menelfon gama dan memastikan jam keberangkatan mereka hari itu.

Tak lama gama muncul dan membuka pagar rumahnya, pemuda itu berjalan santai menuju mobil tara dan mengetuk kaca jendela.

Tara membuka kaca mobilnya dan tersenyum ramah. 

"hai kak,,"sapa tara ramah, dan hanya dibalas dengan senyuman setipis kertas penghisap minyak wajah dari bibir pemuda itu, Sontak membuat tara langsung merubah ekspresinya menjadi jutek.

"biar gue yang nyetir" kata gama

Tara pun tak ambil pusing dan langsung berpindah ke kursi penumpang.

Mobilpun melaju meninggalkan komplek perumahan gama, hari itu cukup cerah namun terasa suram didalam mobil tara.

Karena partner berkendaranya saat ini adalah orang yang irit bicara dan sedikit menyebalkan, tara juga tidak banyak bicara bahkan kini gadis itu sudah memakai earphone ditelinganya, mendengarkan lagu-lagu favoritnya sambil bersenandung lirih dan menggoyang-goyangkan kepalanya mengikuti ketukan irama dari musik yang dia dengar.

Gama melirik sekilas kelakuan random tara yang sesekali mengangguk dan mengetuk-ngetukan tangan pada pahanya, lalu diam-diam tersenyum.

Dan yang terjadi berikutnya saat pemuda itu melirik kembali ke arah tara, ternyata gadis itu sudah terlelap dengan kepala yang bersandar pada kaca jendela mobil. Padahal belum ada satu jam gama melajukan mobil membelah kemacetan kota.

Gama tertawa kecil sambil geleng-geleng kepala, dan saat berhenti di lampu merah pemuda itu mengedarkan pandangan ke jok belakang untuk mencari sesuatu yang ternyata adalah bantal leher.

Dengan hati-hati gama menyentuh kepala tara dan memakaikan bantal pada leher tara dengan lembut agar tidak membangunkan tara.

Diliriknya sekali lagi wajah terlelap tara dan tangannya terulur menyelipkan helaian rambut yang menutupi wajah tara. Lalu kembali fokus menyetir, cukup lama gama berkendara dengan suasana hening. hingga ide jahil terbesit dikepalanya setelah memarkirkan mobil di depan sebuah restoran.

ANNOYING,BUT I LOVE..Where stories live. Discover now