ENAM DUA

139 20 9
                                    

LAST YA..!!

follow dulu buat yang belum follow.

selamat membaca.

***


Pagi menjelang, sinar mentari yang menembus tirai jendela mengusik penglihatan tara yang tengah terlelap, gadis itu mengerjapkan matanya sambil perlahan mencoba mengumpulkan kesadarannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pagi menjelang, sinar mentari yang menembus tirai jendela mengusik penglihatan tara yang tengah terlelap, gadis itu mengerjapkan matanya sambil perlahan mencoba mengumpulkan kesadarannya.

Tara mengedarkan pandangannya kesekeliling ruangan tempatnya berbaring dan mendapati sean tengah tertidur disampingnya dalam posisi setengah duduk sambil menggenggam tangannya.

Tersenyum lembut dan sebelah tangannya terulur untuk membelai lembut kepala pemuda yang beberapa bulan ini telah resmi menjadi kekasihnya itu, Membuat pemiliknya terusik dan menggeliat dalam tidurnya.

"gimana bisa kakak tetap seganteng ini meskipun tidur dengan mulut setengah terbuka begitu" goda tara yang menyadari sean sedang berpura-pura masih terlelap.

Pemuda itu tersenyum tipis, lalu menegakkan punggungnya dan bersandar pada sandaran bangku.

"kamu sudah bangun? Gimana perasaanmu? Apa ada yang dirasa?" tanya sean sambil membelai lembut kepala tara.

"yang dirasa ya? Eumm..?" tara mengawang di udara, sedang sean menyimak dengan wajah serius.

"ah aku tau,, aku merasa.." tara menggantung kalimatnya untuk mengamati ekspresi serius diwajah sean dan mendekatkan wajahnya disamping telinga sean "lapar,," bisik tara,

"haiiisshhh,,yang bener aja, aku lagi serius" omel sean, sedang tara hanya tergelak melihat wajah kesal pemuda itu.

"aku juga serius tau kak,

Bahkan aku melewatkan makan siangku kemarin"jawab tara santai.

"benarkah? Kenapa?bukannya kamu juga menyiapkan catering untuk acara kemarin?" sean menurunkan nada bicaranya,

Tara tertawa kaku "diluar ekpektasi kak, pesertanya melebihi jumlah catering yang dipesan.

Aku bahkan menelfon pacar harie yang nggak terlalu kaya itu dan memaksanya mengirim foodtruck kesana. Tapi nggak apa-apa sih, yang penting acaranya sukses kak" jawab tara dengan wajah ceria dan nada bicara yang terlihat sangat exited.

Sean terpaku menatap wajah tara, menelisik setiap reaksi yang tara berikan.

Pemuda itu sedikit merasa lega karena tara tidak menunjukkan tanda kecemasan saat terbangun tanpa selang infus ditangannya dan justru terlihat baik-baik saja bahkan sangat ceria seperti biasanya. Namun sean tidak bisa langsung menyimpulkan karena selama ini sean sangat memahami bagaimana cara gadis itu menghadapi masalah, Salah satunya dengan berpura-pura baik-baik saja padahal dia sedang mati-matian menahan bebannya sendirian dan itu membuat sean lebih khawatir.

ANNOYING,BUT I LOVE..Where stories live. Discover now