1

4.9K 404 19
                                    

Tugas pertama dan gadis itu

*

Hampir satu jam, Aldo terus menghela napasnya dengan berat dan terdengar frustasi. Tubuhnya ia baringkan dengan posisi terlentang, dengan kepala yang tergantung di sisi sofa, membuatnya memandang dunia di sekitar secara terbalik.

"Bosan," keluh Aldo sambil melirik adik tak sedarah nya yang asyik dengan dunianya sendiri. "Itu apaan, Sel?" tanya Aldo, mencoba menarik perhatian Sello dari mainan yang ada ditangannya.

"Oleh-oleh dari kak Atin," jawabnya sambil menyodorkan benda putih yang ia genggam sejak tadi. "Gigi korbannya kemarin."

Aldo melihat gigi tersebut dengan perasaan jijik sekaligus heran pada Sello, karena kebiasaannya mengoleksi bagian tubuh mati milik korban kakak-kakaknya. "Edan!"

Sello hanya memicingkan senyum tipis dan kembali memainkan gigi itu di telapak tangannya seolah-olah benda itu hanyalah mainan biasa. Sementara itu, Aldo sudah beranjak dari sofa dan berjalan menuju dapur.

Di sana, ia menemukan Raizan dan Kathrina sedang duduk sambil berbincang kecil, menyantap ayam goreng pedas yang mereka pesan.

"Mau dong!" seru Aldo tiba-tiba, sembari duduk di samping Raizan, dan mengambil satu potong ayam pedas itu. "Modal!" ucap Kathrina sedikit mengejek Aldo yang sudah memasukan satu paha ayam kedalam mulutnya.

"Sello mana, bang?" tanya Raizan sambil menatap Aldo yang sibuk mengunyah ayam di dalam mulutnya.

Aldo, sementara itu, menelan sepotong ayam dengan cepat sebelum menjawab, "Di depan, lagi asyik main dengan... 'oleh-oleh'nya." Dua jari Aldo terangkat dan menekuknya beberapa kali, mencoba menyamarkan kebiasaan aneh yang sedang dilakukan adiknya.

Kathrina menarik sudut bibirnya, seakan bangga dengan pemberiannya pada adik bungsu. "Ga salah gue pungut tu gigi kemarin," ujarnya dengan nada sombong, seolah-olah merasa telah melakukan sesuatu yang istimewa. Meskipun sudah lama mengenal Kathrina dan Sello, Aldo tetap belum terbiasa dengan kebiasaan mereka yang menganggap anggota tubuh korban sebagai oleh-oleh.

"Sayang banget, itu jadi oleh-oleh terakhir buat Sello," lanjut Katharina tidak semangat, mengingat bahwa organisasi mereka sudah tidak melaksanakan tugas seperti itu lagi.

"Tin, Azizi mana?" Tanya Adel yang tiba-tiba masuk ke dapur dan langsung membuka kulkas, mengambil sekaleng soda dingin yang ada didalam. "Udah berangkat ngambil tugas dari Bu boss," jawab Kathrina sambil mengunyah ayam gorengnya.

Yap, Azizi menjadi orang pertama yang melaksanakan tugas pertama dari organisasi mereka yang telah berubah haluan itu. "Ngawal anak menteri ke luar negeri kayaknya, lusa baru balik," imbuh Raizan memberi penjelasan lain yang ia ketahui.

Adel mengangguk kecil lalu menepuk pundak adiknya, Aldo. "Sparing, yuk?" Ajaknya sambil meletakkan kaleng soda miliknya yang sudah habis. Aldo tersenyum setuju, merasa senang dengan ajakan kakaknya untuk berlatih bersama. Mereka berdua kemudian bergegas ke ruang olahraga meninggalkan Kathrina dan Raizan di dapur.

"Ga kakak, ga adek, dua-duanya suka banget tinju-tinjuan," ucap Raizan sambil menatap heran pada dua saudara itu.

"Kayak lu engga aja, Zan," sindir Kathrina, ia jadi teringat saat pertama kalinya ia menjalankan misi bersama Raizan. Lelaki yang lebih muda darinya ini, terlihat lebih beringas daripada Adel saat menghabisi korban.

PENGASUHWhere stories live. Discover now