53

1K 139 23
                                    

Penculikan dan kesepakatan

-

Kembali pada kenyamanan para pembunuh bayaran. Dimana mereka suka bersembunyi? Dalam kegelapan? Salah besar. Pembunuh ahli seperti tiga wanita yang disebut sebagai Killer Angel's adalah pembunuh yang senang melakukan aksi mereka diruang terbuka.

Tebaklah, dimana mereka berada saat ini.

Bersandar pada punggung seseorang, Gita akhirnya sadar. Kepalanya terasa ingin pecah dan pandangan Gita gelap, tak bisa melihat apapun. Badannya tak bisa bergerak bebas, kendati telah diikat bersama dua orang lainnya.

Tak ada yang bisa Gita ingat. Terakhir, saat itu ia sedang berkemas dikamar bersama Kathrina sebelum berangkat ke bandara bersama Mama. Tapi dimanakah ia sekarang? Terasa asing dan juga menakutkan.

Gita ketakutan. Matanya ditutup erat dengan kain hitam, menghalangi pandangannya hingga tak tahu dimanakah ia dan bersama siapa ia sekarang.

Berusaha melepaskan ikatan tubuhnya, Gita tak sengaja membangunkan dua perempuan yang juga diculik bersamanya.

"Ah! Siapa itu?! ..., aku dimana?!" Ashel memekik ketika menyadari ada yang bergerak dibelakang tubuhnya.

"Ashel? ..., Cel? Itu kamu, Cel?" Perempuan yang satunya berseru, mengenali suara panik milik Ashel.

"Meng? Kamu disini juga? Kita—"

"Ngobrolnya bisa nanti? Kita harus lepas dulu dari tali ini," potong Gita menengahi reuni antara Ashel dan Marsha. Tubuh Gita mencoba bergerak ke kiri dan ke kanan, berusaha untuk mengendurkan tali yang mengikat tubuh mereka bertiga.

Ashel dan Marsha mengikuti perintah Gita. Mereka memang tak akur, tapi di saat seperti ini, bekerjasama adalah jalan terbaik.

Dengan tangan yang juga terikat dibelakang, mereka bertiga bersusah-payah menggerakkan badan dan lengan mereka. Sesaat mereka sedang berusaha, suara gelak tawa kecil terdengar tepat didekat mereka.

Gita menolehkan kepalanya ke sumber suara, berusaha menerawang dari kain hitam yang menutupi wajahnya untuk mengintip siapa orang yang tertawa itu.

Sayang, keadaan ruangan itu gelap, membuat Gita tak bisa menerawang orang yang ada dihadapannya dari balik kain. Kembali ia berusaha melepaskan diri. Kali ini Gita mencoba berdiri, membuat perut Ashel dan Marsha tertarik dan tercekik.

"Akhhh! Sakit!" Pekik Ashel dan Marsha ketika tali yang mengikat perut mereka tertarik keatas karena Gita berdiri. Mereka berdua ikut berusaha berdiri. Kepala mereka menoleh kanan kiri, mencari spot cahaya agar bisa melihat.

Nihil, sama sekali tak ada celah untuk mereka melihat.

"Shel," panggil Gita membuat Ashel menoleh, "gigit kain yang ada di mata aku," titah Gita dengan serius. Akal Gita benar-benar berjalan, bahkan disaat yang seperti ini.

"Hah? Gabisa! Aku gabisa lihat."

"Bisa!" Bentak Gita hingga suaranya menggema keras. Satu clue untuk mereka, yaitu; mereka berada diruangan yang cukup luas.

Ashel menelan salivanya dengan kasar. Ia memutar kepalanya, membuka mulutnya dan mencari kain penutup mata Gita.

"Agh! Itu hidung aku!"

PENGASUHWhere stories live. Discover now