2

4.2K 386 20
                                    

Pertama kalinya, kamu cemburu?

*


"Kamu-. . Tadi bayangin aku, ya?"

Kathrina mengatupkan kedua bibirnya rapat-rapat, terkejut dengan kalimat tanya yang terlontar dari mulut Gita. Ia menegakkan kembali tubuhnya saat Gita berdiri dari lantai, menatap manik hitam Kathrina yang terlihat berbinar. Kepalanya sedikit teleng, tubuhnya perlahan mendekat, hingga tangan Kathrina harus menahan berat tubuhnya dengan tangan agar tidak jatuh terbaring di atas ranjang.

Kaki kanan Gita naik keatas ranjang, persis ditengah-tengah antara kedua paha Kathrina. Wajah Gita semakin dekat, menatapnya dengan ekspresi datar. Kathrina berani jamin bahwa saat ini wajahnya pasti terlihat sangat merah, karena melihat wajah cantik dengan bibir menggoda itu dari jarak yang begitu dekat.

"Aku tanya, kamu bayangin aku?"

Kathrina mengangguk pelan, mengakui perbuatan yang telah ia lakukan tadi. Napasnya terasa berat, karena suasana di kamar menjadi panas- oh, atau mungkin gadis yang berada di atas tubuhnya inilah yang panas?

Manik Kathrina sedikit mendelik melirik ke bawah, ke sela-sela baju Gita yang sedikit terbuka, menampilkan garis dadanya yang terlihat jelas dan panas. Matanya tertahan sejenak pada pemandangan itu, sebelum dia memaksakan diri untuk mengalihkan perhatiannya kembali ke wajah Gita, mencoba menahan gelora yang muncul di dalam dirinya.

"Bayangin apa?" tanya Gita lagi, wajahnya benar-benar tidak memberikan ekspresi apapun, membuat Kathrina bingung apakah Gita bertanya karena penasaran, atau bertanya karena sudah mengetahui sesuatu. "Bayangin- kamu lagi aku peluk," jawab Kathrina sedikit tertahan. Ah, ini bukan dirinya yang asli. Kathrina yang asli pasti akan dengan blak-blakan mengatakan apa yang telah ia perbuat.

Mungkin karena tujuan misi kali ini berbeda dari misi yang biasa ia lakukan, ia menjadi tidak bisa mengeluarkan sifat aslinya yang sering disebut oleh Adel dan Azizi sebagai 'BOKEM'

Gita masih menatap perempuan itu, perlahan tubuhnya kembali mendekat pada Kathrina hingga tak memberikan jarak di antara mereka. Kathrina menahan napasnya, wajah Gita terlalu dekat baginya. Bahkan, hembusan napas lembut dan hangat Gita terasa jelas menerpa wajahnya.

Kathrina benar-benar hilang akal, siapapun yang berada dalam situasi ini pasti akan melakukan sesuatu yang saat ini sedang terbayang-bayang dalam benaknya.

Tanpa ragu, tangan Kathrina dengan cepat menahan bagian belakang kepala Gita, membuat gadis itu tidak bisa bergerak menjauh dari tubuhnya. Bibir merah Gita ia kulum, mencumbunya dengan panas hingga membuat sang gadis tercengang dengan tindakan Kathrina.

Sayang, ciuman itu tak berlangsung lama, Kathrina dengan cepat menarik dirinya dan menatap tak percaya dengan apa yang telah ia lakukan.

"M-maaf!"

"Lagi," desak Gita dengan suara yang menuntut, terlihat bahwa gadis itu menginginkan kembali bibir milik Kathrina. Merasa telah mendapat izin, perempuan itu menarik tubuh Gita dan membalik badannya hingga ia yang berada di atas.

"Kamu yang minta, Gita."


-


Sore ini, Kathrina sudah lengkap dengan setelan jas hitamnya, siap mengantar dan mengawal Gita ke kapal pesiar, merayakan ulang tahun gadis itu disana.

Walaupun sebenarnya pikiran Kathrina sedikit kacau karena kejadian pagi tadi, tapi mau tak mau ia harus bersikap profesional dalam pekerjaannya yang sebentar lagi akan dimulai.

PENGASUHWhere stories live. Discover now