52

1K 149 14
                                    

Penculikan

-

Satu minggu setelah penemuan mayat Anton dirumah, masih saja menggemparkan media massa dengan kematian tragis kepala keluarga Samuel itu. Dengan bola mata kirinya yang telah tiada, kasus kematian Anton Samuel ditetapkan sebagai kasus perampokan rumah.

Gita yang saat itu baru pulang dari sekolahnya bersama Kathrina langsung dikerubungi awak media saat tiba dipekarangan rumah. Seperti biasa, Gita tak menanggapi semua wartawan itu. Ia memilih melangkah masuk, menerobos garis kuning yang telah polisi pasang agar tak ada orang awam yang masuk.

Didalam rumahnya, Gita menyaksikan sendiri bagaimana polisi memasukkan mayat sang Papa kedalam kantung mayat untuk diotopsi di laboratorium. Kejadian ini sama persis seperti saat Gita melihat polisi memasukkan jasad terbakar Beby kedalam kantung hitam.

Kathrina bergegas menyusul Gita. Betapa terkejutnya ia melihat keadaan rumah Gita yang berantakan dan penuh darah. Kathrina yakin, ini ulah Tara yang ia tinggal setelah mencabut bola matanya malam itu.

Tangan Kathrina dari belakang merangkul kepala Gita, menutupi mata gadis itu agar tidak lanjut melihat proses pengemasan Papa nya sendiri.

Kathrina tahu, ini akan sangat berbekas dihati Gita. Meski tak ada reaksi apapun diwajah datar Gita, hati Gita tak bisa berbohong.

"Gita!" Seru seorang perempuan paruh baya yang baru saja keluar dari ruang belajar bersama seorang polisi. "Kamu darimana saja, nak?" Cemas Mama Gita sembari memeluk erat putri kesayangannya.

Hanya tinggal mereka berdua saja. Keluarga Samuel kini terancam hilang seperti Radipati.

"Ma, Papa-"

Kepala Mama Gita menggeleng. Perempuan itu memang habis menangis, tapi ia tak ingin melihat anaknya juga menangis karena kepergian Anton. "Gapapa, sayang. Kita ke kamar kamu, yuk." Mama Gita menuntun langkah anaknya, masuk menuju kamarnya Gita agar tak lagi melihat kubangan darah yang ada di dapur.

Kathrina ikut melangkah, mengikuti dua perempuan itu dan berjaga di ambang pintu. Hati Kathrina pun ikut tersayat melihat Gita yang baru saja tertawa lepas langsung berubah menjadi lebih suram. Ya, lebih dari biasanya.

Pandangan Gita lebih kosong. Seperti tak ada yang ia pikirkan. Gita, gadis itu benar-benar merasakan kehilangan.

Beberapa menit setelah mereka berbicara, Mama Gita menghampiri Kathrina, memeluk gadis itu sebentar lalu mengusap pipi Kathrina. "Saya ... Suatu hari nanti, tolong jaga Gita, ya."

"Ibu, mau kemana?" Tanya Kathrina yang merasakan adanya sebuah maksud dari perkataan perempuan itu.

Mama Gita menggeleng, kembali ia menoleh masuk kedalam kamar, menatap Gita yang masih duduk dipinggir ranjang. "Pokoknya nanti kamu harus jaga dia," amanah Mama Gita sebelum berjalan meninggalkan Kathrina. Perempuan itu pergi menemui seorang polisi, berbicara sebentar lalu kembali berjalan keluar dari rumah.

"Aku mau kebelakang, jangan ikutin aku." Gita tiba-tiba sudah berdiri disebelah Kathrina, mengejutkan kekasihnya itu dengan kehadirannya yang tak Kathrina sadari.

Kepala Kathrina menggeleng, menolak permintaan Gita yang ingin kebelakang sendirian. "Ga, aku temenin!"

"Aku butuh waktu sendiri," lirih Gita sembari menunduk.

PENGASUHWhere stories live. Discover now