7

3.1K 302 10
                                    

Aku baru tahu

*

Rintik hujan perlahan mulai berjatuhan, membuat beberapa pejalan kaki mempercepat langkah mereka, menyusuri trotoar lalu berteduh di teras toko dan halte. Gita, memandang orang-orang itu dengan tatapan kosong dari balik kaca jendela yang mulai berembun.

Jari Gita terangkat, perlahan menggores kaca jendela hingga membentuk suatu gambar.

"Itu coklat?" Tanya Kathrina saat melirik 'gadis-nya' yang terlihat sibuk menggambar embun sebuah kotak dengan logo kacang di tengahnya.

Gita mengangguk, pandangan gadis itu masih fokus pada gambarannya. Jarinya kembali terangkat, lalu mengukir huruf-huruf hingga menyusup sebuah nama.

Beby.

Kathrina mengerutkan dahinya. Ia penasaran dengan nama itu, membuatnya sedikit tidak fokus dengan jalanan karna sibuk melirik ke arah Gita.

Rintik hujan mulai berubah menjadi deras, membuat jalanan macet karena banyak kendaraan yang berhenti mendadak. Ini kesempatan Kathrina, ia menoleh pada Gita sembari memegang paha nya yang tertutup rok selutut.

"Itu siapa?" Tanya Kathrina, seolah mengintrogasi kekasihnya. Gita menggeleng kecil. "Merk coklat," jawabnya, kini ia ikut menatap manik hitam Kathrina.

Kathrina tak bereaksi apapun, ia tetap memandang paras Gita. Jemarinya dengan lembut mengusap kulit pahanya, membuat perut Gita sedikit bergejolak.

"Kamu suka coklat?" Tanya Kathrina lagi. Gita kembali menggelengkan kepalanya.

"Kamu ga suka coklat yang merk nya Beby?" Kathrina masih menatapnya, mencoba mencari jawaban dari gadis muka datar ini.

Gita diam, kini kepalanya menoleh ke depan, menatap kendaraan yang sudah mulai bergerak maju. "Jalan," ucap Gita.

Kathrina ikut menoleh, tangannya dengan sigap lepas dari paha Gita dan menarik rem tangan mobil. Mereka kembali melaju, namun dengan kecepatan sedang. Membuat Gita bisa melihat dengan jelas orang-orang yang sedang berkerumun mencari tempat berteduh.

"Aku baru tahu kamu temenan sama anak keluarga Sukma Ratih," ungkap Kathrina, mengalihkan atensi Gita pada penjaganya yang sedang menyetir.

"Muthe?"

Kathrina mengangguk. "Dia anak pengusaha kuliner yang terkenal itu kan?"

Gita mengangguk kecil. "Kamu suka dia?" Pertanyaan Gita sukses membuat Kathrina tertawa, ia menoleh pada gadis idamannya lalu mengusap pipi Gita.

"Aku tuh sukanya sama kamu," ungkapnya, jujur dari hati paling dalam. "Gita suka sama aku?"

"Gatau,"

Lagi-lagi Kathrina tertawa, ia melirik ke arah spion mobil lalu meminggirkan mobilnya di halaman sebuah toko. Kathrina mengubah posisi duduknya, menghadap pada Gita yang hanya menolehkan kepala menatap aktivitasnya.

"Kalau aku buat kamu suka, gimana?" Tanya Kathrina, kini jemarinya mulai mengelus-elus tangan lentik Gita.

Gita tak menjawab, ia hanya memperhatikan tangannya yang sedang di usap Kathrina. "Aku mau main hujan," ucapnya tiba-tiba, membuat Kathrina menaikkan satu alisnya.

"Main hujan?" Kathrina mencoba mengoreksi pendengaran. Gita kembali mengangguk, lalu menoleh ke arah area taman kanak-kanak yang sudah sepi.

"Kita ke sana, yuk!" Ajak Kathrina, paham dengan keinginan Gita yang ingin bermain di luar. Ia menebak, kalau memori masa kecil Gita pasti lah tidak memiliki kenangan mandi hujan di tengah taman bermain.

PENGASUHWhere stories live. Discover now