48

1.2K 142 14
                                    

Emas

----

Pagi yang indah, burung-burung berkicau serta angin yang lembut berhembus menerbangkan anak rambut milik Kathrina yang sedang berdiri ditengah halaman akademi. Damai sekali suasananya.

"ANJINGGGGG!"

Kathrina menahan kaki Olla yang hendak menendangnya dari depan, menguncinya dan langsung memutarnya hingga membuat sang empu menjerit kesakitan.

"Olla, bahasa dan suaranya dijaga. Kalau kamu begini bisa-bisa langsung ketahuan oleh musuh saat mengintai," kritik seorang perempuan yang lebih tua dari mereka, memperhatikan pertarungan antara Kathrina dan Olla pagi hari ini. Matanya menatap tajam, menilai setiap pergerakan yang dilakukan oleh Kathrina pada Olla serta gerakan Olla pada Kathrina.

Kathrina cukup bagus, tak ada gerakan sia-sia yang ia keluarkan. Semuanya sempurna kecuali tenaga Kathrina yang lebih kecil dari Olla.

Dengan kakinya yang dipelintir, Olla menyapa wajah Kathrina dengan sikutnya. Membuat perempuan yang mengunci dirinya itu sempoyongan dan melepaskan dirinya.

Olla sudah bebas, tapi kaki kanannya terasa sakit hingga tak bisa digunakan untuk menendang ataupun berlari. Satu-satunya cara agar ia bisa menang adalah melakukan tackle.

Keunggulan Olla, selalu bisa merencanakan sesuatu disaat ia sedang berkelahi sekalipun. Teknik yang ia miliki pun beragam, membuat lawannya yang tak memiliki pengalaman menjadi kesusahan meladeninya.

Kathrina terjatuh kala Olla melakukan tackle dan mengunci leher Kathrina hingga membuatnya menepuk tanah dengan kuat.

"NYERAH! KAK SHA- NI! ATIN NYERAH!" Pekik Kathrina terus-menerus karena sudah merasa tak bisa bernapas.

Olla masih mengunci, melirik pada Shani yang tak memberikan aba-aba apapun untuk menyuruh mereka berhenti, justru, kalimat keramat keluar dari mulutnya.

"Jangan berhenti sampai ada yang pingsan," titah Shani.

Beginilah latihan mereka setiap bersama Shani. Hanya akan selesai saat yang kalah tak sadarkan diri. Berbeda dengan Gracia dan Feni, mereka berdua memiliki cara mengajar yang jauh lebih manusiawi.

Wajah Kathrina mulai berubah menjadi putih pucat. Kesadarannya pun perlahan hilang dan kini Kathrina jatuh pingsan seperti yang Shani inginkan.

"Kerja bagus, Olla." Shani memuji seraya menepuk pundak Olla sekilas. Sekarang ini, pandangannya beradu dengan Azizi dan Freya. Memperhatikan sejenak dua anak didiknya yang duduk dihadapan lalu menyuruh mereka untuk melakukan latihan. "Azizi dan Freya, jangan ada yang berhenti sampai salah satu dari kaki kalian patah!"

Freya mengulum bibirnya sendiri. Bagaimana bisa ia mematahkan kaki Azizi. Mana tega ia lakukan hal itu pada teman angkatan sekaligus kekasihnya ini.

Berbeda dengan Azizi. Ia mengangguk dengan mantap dan langsung mengambil posisi untuk melawan Freya, si jenius dalam bertarung. Julukan yang aneh, tapi Killer Angel's sendiri yang memberikan Freya nama itu.

"Bersyukur banget gue cuman disuruh bikin pingsan," monolog Olla sembari menyeret tubuh Kathrina ditanah menuju kamar rawat.

Ditengah lapangan, Shani mengulurkan tangan kanannya untuk memberikan aba-aba pada Azizi dan Freya bahwa latihan mereka akan dimulai ketika tangannya naik keatas.

PENGASUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang