15

2K 192 13
                                    

Perbuatan dan kesalahan

*

"Kalian—"

"Loh, kamu kan yang ada di rumah Davidra waktu itu," ucap Fiony terkejut dengan keberadaan Sello yang mereka lihat saat menjalankan tugas.

"Dia anak organisasi juga?" Tanya Freya pada Kathrina. "Kurus banget," imbuh Olla sambil berkacak pinggang.

Sello masih mematung, tak percaya bahwa orang-orang yang mengalahkannya waktu itu adalah teman organisasi mereka. Pantas saja ia kalah, lawannya saja adalah senior.

"Lo marah, Sel?" Tanya Kathrina, membuyarkan lamunan anak itu. Sello menggeleng lalu melirik Freya. "Kak, ajarin aku jadi kuat kayak kakak," pintanya dengan serius.

Freya tersenyum canggung seraya menatap teman-temannya secara bergantian. "Duh, gimana ya.."

"Tolong kak." Sello meremas pundak Freya, berharap dengan sangat agar perempuan itu mengajarinya.

"Tangan lo ga usah pegang-pegang," sela Azizi sembari menepis tangan Sello dengan kuat. Laki-laki itu meringis memegang tangannya, ia mundur beberapa langkah, takut dengan Azizi yang menatapnya dengan datar dan penuh intimidasi.

"Ga sopan," dengus Azizi lalu menepuk pundak Freya. "Gapapa, kan?"

"Uhuk, CLBK, nih~"

"Aduh, aduh. Sial banget liat yang romantis-romantis begini."

"Aw matakuu."

Azizi dan Freya menghela napas berbarengan, tak suka dengan respon mereka yang terlalu berlebihan hanya karna Azizi memberi perhatian kecil pada Freya.

"Apaan sih," pungkas Azizi. Ia menarik tangan Freya, dan membawanya pergi dari ruang tengah menuju kamar tidur.

"ADUHH, BURU-BURU BANGET ZEE! MALAM MASIH PANJANG!" Teriak Olla di sambut dengan tawa renyah dari yang lain. "Suaranya di kondisikan ya," seru Kathrina ikut memanas-manasi keadaan.

Adel menggeleng kecil, tak habis pikir dengan mereka yang terlalu mendukung hubungan Azizi dan Freya secara terang-terangan. "Kalian aneh."

"Ga usah munapik lo, Del," Sosor Kathrina sembari duduk di atas sofa, di ikuti oleh Olla dan Fiony yang duduk di sebelahnya. "Ngaku aja lo sama klien lo itu udah lebih dari ciuman, iya kan?"

Adel gelagapan, menggeleng dengan cepat menyanggah perkataan Kathrina, dan pergi dari sana meninggalkan tiga saudarinya di ruang tengah.

"Apaan sih, gak!"

-

Malam hari, adalah kondisi dimana para perempuan terutama untuk para anak gadis untuk berhati-hati saat berada diluar. Kalau bisa pun, mereka tidak usah keluar dari rumah jika tak memiliki keperluan yang begitu penting.

Ashel, dengan santainya keluar dari apartemen nya dan berjalan sendiri menuju sebuah minimarket yang terletak tak jauh dari tempat tinggalnya. Ia melangkah dengan ringan, sambil menatap layar ponsel dan bertukar pesan dengan seseorang.

Tak sadar, kalau di belakang Ashel sudah ada orang yang berjalan mengikutinya. Langkah Ashel yang riang itu, tiba-tiba terhenti dan terseret menuju gang sempit yang ada di antara gedung-gedung kota.

PENGASUHWhere stories live. Discover now