57

1.2K 160 28
                                    

Penyelesaian.

---

Kathrina menoleh kebelakang saat mendengar suara Adel berteriak. Langkahnya sempat terhenti sebentar dan kembali bergerak meninggalkan saudarinya yang sudah menemukan orang yang ia cari.

Kini giliran Kathrina mencari kekasihnya. Firasat Kathrina semakin kuat, ia yakin sekali. Kathrina percaya, ada Gita diruang OSIS.

Tinggal satu belokan lagi dan Kathrina akan sampai didepan ruang OSIS.

Tapi, sebuah pisau tiba-tiba melesat didepan mata Kathrina hingga membuat gadis dengan reflek yang bagus itu mundur beberapa langkah, menghindari tajamnya pisau yang sudah menancap di dinding.

"Yah, lawanku tetep Kathrina, ya?" Keluh Gracia sembari berjalan mendekat, keluar dari ruang kelas seberang dengan tangannya yang sedang bermain pisau.

"Tin, pernah lawan Raizan?" Tanya Gracia memastikan. Perempuan itu berhenti melangkah, berdiri tepat didepan Kathrina yang kini sudah memasang kuda-kuda.

Napas Kathrina memburu. Ada rasa amarah yang memuncak dalam benak gadis itu. "Dimana Gita?"

"Ada, kok. Di ruangan itu," tunjuk Gracia dengan pisaunya kearah sebuah ruangan tempat ia mengurung kekasih Kathrina. "Aku tanya lagi, ya. Pernah lawan Raizan ga?"

Gracia berhenti memutar pisaunya, menggenggam bilah besi yang pipih itu dengan erat dan menatap Kathrina dengan senyuman tipis diwajahnya. "Dari semua anak yang aku besarkan, hanya dia yang aku ajari pakai pisau," papar Gracia tanpa maksud.

Jemari Kathrina mengepal, memperkokoh pertahanannya agar tak jatuh jika Gracia tiba-tiba menyerangnya dengan gerakan tak terduga. Ciri khas yang paling Kathrina tahu tentang Bu Boss nya ini adalah serangan yang selalu mendadak.

Mereka saling memandang, menatap dengan pikiran yang berbeda dalam batin masing-masing. Berbeda dengan Azizi, Kathrina sama sekali tak memiliki niat untuk membunuh Gracia.

Sedari awal, rencana Shani inipun sudah jelas hasilnya. Generasi emas takkan bisa menang melawan mereka.

Oh, salah. Azizi berhasil mengalahkan Feni. Lantas, apa yang sebenarnya Shani inginkan dari rencananya ini sekarang. Gracia pun sama sekali tak paham apa yang mantan kekasihnya itu pikirkan. Berlagak melakukan versus untuk menguji padahal sudah tahu hasil akhirnya, jadi apakah yang Shani ingin unjukkan?

"Pernah, ga?" Ulang Gracia karena anak yang ada di hadapan tak segera menjawab pertanyaan nya. Kathrina diam, menutup mulutnya dengan erat karena enggan berbicara. Gadis itu dengan cepat menghampiri Gracia, memberikan tinju mentah diperut boss nya sendiri hingga membuat Gracia mundur beberapa langkah.

Tak menyia-nyiakan kesempatan, Kathrina kembali maju dan meninju kepala Gracia.

Ini terlalu mudah bagi Kathrina. Ya, mudah. Gracia sama sekali tak memberikan perlawanan pada Kathrina, seolah-olah ia mengalah pada anaknya sendiri.

"Lawan, aku!" Amuk Kathrina yang terus menerus memberikan tinju nya.

Gracia diam hanya bertahan dengan kedua lengannya agar tinju Kathrina tak mengenai wajahnya yang berharga.

"Lawan!" Seru Kathrina dengan penuh emosi. Ia memojokkan Gracia, menggebu-gebu menyerang bagian atas perempuan itu yang dengan gesit menangkisnya.

PENGASUHWhere stories live. Discover now