40

1.2K 157 22
                                    

Penangkapan

*

"Orang-orang pada kemana?" Fiony melepaskan sepatunya, masuk kedalam markas dan tak menemukan siapapun di ruang tengah. Aneh, biasanya saat malam hari pastinya akan ada dua sampai tiga orang yang berada di markas. Tapi entah kenapa malam ini tak ada siapapun selain Fiony dan Freya yang baru saja pulang.

"Pada jalan mungkin," jawab Freya seraya menduduki pantatnya di atas sofa ruang tengah. Ia meregangkan tubuhnya yang penat setelah menyetir seharian ini. Cukup beruntung bagi Freya karena tak ada orang yang pulang hari ini, yang artinya rapat eksekusi Flora bisa mereka tunda kembali.

Fiony segera mengutak-atik ponselnya, berusaha menghubungi seseorang untuk ia kabari bahwa mereka harus kumpul malam ini.

Adel? Tidak mungkin, dirinya masih berada di kantor polisi. Kalau Azizi? Fiony sudah mencoba menghubunginya tadi siang, tapi tak ada jawaban. Olla? Kakaknya yang satu ini sama saja seperti Azizi. Satu-satunya harapan Fiony limpahkan pada Kathrina, berharap kalau saja Kathrina bisa datang malam ini, setidaknya mereka bisa melanjutkan rapat dengan sah.

"Halo, Kath." Fiony menempelkan ponselnya ke telinga, berbicara pada Kathrina yang syukurlah menjawab panggilan dari nya. "Hari ini kita rapat," imbuh Fiony mengingatkan.

"Aduh, Cepio. Anton lagi ga dirumahnya, gue harus jagain Gita satu malam ini," jelas Kathrina beralasan tak bisa hadir di rapat penting mereka malam ini. "Rapat tanpa gue dulu, ya?" Sambung Kathrina lalu mematikan sambungan telpon itu sepihak.

"Kath— ughh! Kenapa semuanya pada sok sibuk!" Kesal Fiony. Ia melempar ponselnya dengan pelan ke arah sofa, membiarkan benda pipih itu meluncur dari atas menuju lantai yang diberikan karpet bulu. "Terpaksa ditunda ini," keluh Fiony seraya ikut melempar tubuhnya ke atas sofa disebelah Freya.

Freya bersorak dalam hati, merasa senang karena akhirnya ia tak perlu berdebat dengan siapapun karena keputusannya yang masih ragu untuk mengeksekusi Flora. "Sabar, Fio. Masih ada lain hari," ucap Freya dengan cengir diwajahnya menatap ke arah Fiony yang sudah mendengus kesal di depan wajah Freya.

"Nyenyenyenye!"

-

Pukul delapan malam, hujan turun dengan lebat. Padahal malam ini bulan purnama sedang memancarkan aura indahnya, menjadi saksi keributan di suatu gedung apartemen yang sudah dikepung oleh beberapa mobil polisi.

Empat orang polisi tidak berseragam masuk ke dalam, menyusuri tangga hingga sampai ke lantai tempat laporan diberikan.

Laporan dari Tara dan Chika tentunya tidak langsung diproses begitu saja oleh pihak kepolisian. Kalian tahu sendiri, betapa bobroknya sistem keamanan dan pemberantasan kriminal di negeri mereka ini. Bahkan organisasi pembunuh bayaran yang sudah menjadi buronan negara saja tak kunjung mereka selesaikan.

Dengan kekuatan orang dalam yang dimiliki Tara dan Chika, kepolisian pun akhirnya bergerak lebih cepat, mengeluarkan surat penggeledahan dan penangkapan di waktu yang bersamaan. Kini, polisi-polisi itu sudah berdiri didepan pintu kamar apartemen milik Lulu, mengetuknya sesaat dan menunggu sang pemilik membukanya dan keluar.

Beberapa ketukan mereka berikan lagi dan tak ada respon dari dalam, membuat para polisi itu mau tak mau mencoba mendobrak paksa pintu kamar apartemen milik Lulu hingga terbuka.

"Ini polisi, jangan bergerak!" Seru komando polisi itu seraya mengacungkan pistolnya dan berjalan masuk ke dalam. Tak ada orang di sana, kosong tapi berantakan.

PENGASUHWhere stories live. Discover now