44

1.1K 131 10
                                    

Rapat

*

"Dia?"

Kathrina baru saja membuka pintu, mengangetkan Fiony dan Freya duduk diruang tengah. Mereka memandang ke arah perempuan yang ada dibelakang Kathrina, terlihat berantakan dan penuh luka.

"Dia Marsha, anak Ragustiro." Kathrina menutup kembali pintu depan, melangkah masuk diikuti Marsha dari belakang sambil menunduk. "Kamu ke kamar Zee aja, nanti selesai rapat aku kasih tahu dia kalau kamu disini," titah Kathrina seraya menunjuk kearah pintu kamar yang tak jauh dari ruang tengah.

Marsha mengangguk, menuruti Kathrina dan langsung bergegas menuju kamar Azizi. "Ada kotak obat dibawah mejanya, ambil aja!" Seru Kathrina pada Marsha sebelum ia masuk kedalam kamar.

Fiony masih memandangi Kathrina, bertanya-tanya kenapa Kathrina bisa membawa Marsha ke markasnya. "Kok bisa?" Freya menyahut, memecah aktivas saling pandang antara Kathrina dan Fiony. "Kok bisa bareng kamu? Kamu yang nyulik dia?"

"Kalau ngomong disaring dulu, Fre." Ketus Kathrina sembari mendudukkan dirinya di sebelah Fiony, bersandar dan ikut menunggu dua saudari nya yang masih berada diperjalanan. "Kak Feni yang nyulik."

Bola mata Fiony membulat, hampir saja keluar jika ia tak langsung mengedipkan kelopak matanya. "Kok bisa?!"

"Ribet jelasinnya, Ce. Males gue!"

Fiony mengalihkan pandangannya ke Freya, bertanya pada Freya apakah dirinya mengetahui alasan Feni menculik putri Ragustiro yang bahkan tak pernah terlibat masalah dengan Feni. Freya pun menggeleng, sama penasarannya dengan alasan Feni yang tiba-tiba sekali melakukan aksi seperti ini.

Mungkin, Freya akan bertanya pada Feni jika suatu saat nanti bertemu.

"Lo udah nentuin keputusan?" Tanya Kathrina sambil melirik malas kearah Freya, menebak bahwa perempuan itu tentunya akan tetap menentang rencana mereka.

Freya mengangguk kecil, membuat bibir Kathrina sedikit tertarik keatas menampilkan senyum remeh nya. "Semoga aja jawaban lo bagus malam ini, Fre."

"Kamu kenapa, Tin?" Sela Fiony yang mulai sadar kalau Kathrina sedikit berbeda dari biasanya. Malam ini, Kathrina terlihat lebih sinis dan tidak bersahabat. Maksud Fiony, Kathrina memang sering sinis dan galak, tapi dirinya tak sesinis ini biasanya.

Kathrina berdecak pelan dan menghela napasnya, enggan memberitahukan perihal Gita pada mereka namun hatinya menolak. Kathrina butuh tempat untuk menumpahkan kekesalan serta gundah dalam hatinya.

"Gita," lirih Kathrina sedikit menundukkan kepalanya, menahan isak tangis yang sempat keluar karena takut gadisnya kenapa-kenapa, "dia ditusuk Tara."

"Tara siapa?" Bisik Freya yang tak tahu siapakah laki-laki yang dimaksud oleh Kathrina.

"Anak buah Indah," jawab Fiony dengan pelan, membuat Freya mengangguk lalu kembali memperhatikan Kathrina yang masih melanjutkan ceritanya. Berceloteh dengan kasar menjelaskan peristiwa yang terjadi sebelum Gita dibawa kerumah sakit oleh para pelayan.

"Itu semua rencananya Kak Feni," akhir Kathrina lalu kembali menaikkan pandangannya, menatap ke arah Fiony dan Freya yang sama sekali tak mendapatkan gambaran kenapa Feni menyewa Tara untuk mengincar Gita. Padahal Feni sendiri adalah seorang pembunuh, kenapa perlu pembunuh lainnya?

PENGASUHWhere stories live. Discover now