4

3.3K 347 26
                                    

Kamu ciuman?

*

Di malam yang sunyi itu, angin sepoi-sepoi menyapu asap putih beraroma tembakau dari rokok yang menyala di tangan Ian. Manik hitam lelaki itu menangkap bintang-bintang yang bersinar di langit gelap.

Di tengah keheningan yang menenangkan Ian, Kathrina muncul dari belakang dengan langkah pelan, nyaris tidak disadari oleh Ian. Gadis itu menyandarkan setengah tubuhnya di besi pembatas balkon, tepat disebelah Ian yang sedang menghisap batang rokok di mulutnya.

"Ngapain?" Tanya Ian setelah kepulan asap putih keluar dari mulutnya. Kepalanya menoleh sedikit menunduk, memperhatikan Kathrina yang memandang ke bawah halaman.

Kathrina melihat Mas Ara, lelaki itu sedang memarkir mobil merah miliknya masuk kedalam halaman. Tak lama, mas Ara juga mengelap kaca depan mobil nya, sungguh satpam yang terlalu rajin.

"Gue tanya lo ngapain?" Tanya Ian sekali lagi karena pertanyaannya tadi tidak digubris. Kathrina menoleh pada Ian, tangan lentiknya terangkat mengambil batang rokok milik Ian.

"Jagain orang yang bisa aja mati tersedak asap," jawab Kathrina, sembari menekan ujung rokok itu di besi pembatas hingga padam. Ian menggetarkan rahang, menatap kesal pada gadis itu.

"Perkenalan kita tadi kurang baik, ayo ulangi." Kathrina mengulurkan tangannya, menunggu respon dari Ian yang masih diam menatap dirinya. "Gue Kathrina," Sambungnya sambil tersenyum manis.

Ian mengacuhkan tangan Kathrina, lalu merogoh saku bajunya, mengeluarkan sekotak rokok yang masih terisi penuh. "Cium gue dulu baru kita baikan," latur Ian sembari mengapit sebatang rokok di kedua bibirnya.

"Oke,"

Lagi-lagi gadis itu menarik rokok yang ada di mulut Ian, dengan gerakan cepat Kathrina mengecup bibir lelaki itu. Ian terdiam sejenak mencerna apa yang baru saja terjadi, matanya melirik Kathrina yang sedang tersenyum licik. Tapi aneh, Ian justru suka dengan situasi saat ini.

"Gue Kathrina," ucap Kathrina lagi, mengundang senyum dari bibir seksi lelaki itu. "Rayman, panggil aja Ian."

-

"Lo kenapa sih, kak?" Tanya Sello, terheran-heran dengan Kathrina yang sibuk menggosok bibirnya dengan kain basah. Sudah hampir sepuluh menit kakaknya itu menyikat, mengosok dan mencuci mulutnya sendiri.

"Gue takut kena rabies, Sel! Aghh masih terasa! Amit-amit banget gue ciuman sama tu cowo!" Cerocos Kathrina, ia menyesal telah mencium Ian di balkon tadi. Rasa bibir lelaki itu tak kunjung pudar, membuat suasana hati Kathrina menjadi berantakan.

Sello menghela napasnya, lalu beranjak dari tempat tidur menuju jendela kamar yang terbuka. Matanya mendelik memperhatikan suasana luar yang begitu sepi, hanya terdengar hembusan angin dan gesekan dedaunan.

"Kak," panggil Sello, mengalihkan atensi Kathrina dari urusan bibirnya.

"Hm? Kenapa?"

"Ini terlalu sepi," jawab Sello, membuat mereka saling memandang, lalu bergegas keluar dari kamar tamu yang diberikan pada mereka.

Dengan langkah terburu-buru mereka menuruni tangga, menghampiri Melinda yang berada diruang tamu. Wanita itu tertidur, sambil memegang sebuah album foto ditangannya.

PENGASUHWhere stories live. Discover now