3

3.8K 310 18
                                    

'Kepala' keluarga Davidra

*


Kathrina membuka kelopak matanya yang masih terasa berat, perlahan ia mendudukkan dirinya dan bersandar pada headboard kasurnya. Ia melamun, mengingat mimpi-mimpi yang menggelitik perutnya tadi malam. Bermimpi bahwa kemarin, dia berciuman panas dengan seorang gadis yang memenuhi tipe idamannya.

Kathrina mengedarkan pandangan dan menatap pantulan dirinya yang berada di cermin, ia menyadari bahwa ia masih mengenakan baju yang sama persis seperti yang dipakainya dalam mimpi. Oh, ternyata ciuman itu bukan mimpi. Bibir Kathrina sedikit tertarik keatas, menampilkan senyum manis nya yang bisa membuat para lelaki tergila-gila.

Ia kembali merebahkan tubuhnya, menutup wajahnya dengan bantal dan berguling ke kanan dan ke kiri. Wajahnya memerah mengingat rasa lembut bibir Gita yang bersentuhan dengan bibir miliknya, wajah datar dan polos dari gadis itu benar-benar membuat Kathrina gila. Dia menjadi rindu pada Gita, meskipun interaksinya dan gadis itu terbilang sedikit, namun ciuman dan obrolannya dengan Gita kemarin benar-benar intim. Membuat Kathrina menginginkan sesuatu yang lebih dari Gita.

Pintu kamarnya terbuka dari luar, Azizi masuk sembari mengerutkan keningnya menatap Kathrina yang masih berguling di atas kasurnya. "Lo demam, Tin?" Tanya Azizi sedikit cemas dengan tingkah Kathrina.

Kathrina segera bangkit dari tidurnya, menatap malas pada Azizi yang seenaknya masuk kedalam, tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. "Punya tangan tuh buat ngetuk!" Tegurnya dengan nada sinis, bola matanya berputar saat Azizi hanya memberikan cengiran sebagai respon.

"Ngapain?" tanya Kathrina begitu menyadari Azizi duduk di sebelahnya. Perempuan itu menggeleng kecil sebelum merebahkan tubuhnya. "Gapapa, cuma bosan aja," jawab Azizi, matanya terpejam seolah ingin menumpang tidur di kamar Kathrina.

"Tin, rasanya jatuh cinta itu gimana?" tanya Azizi tiba-tiba. Membuat Kathrina menghela napasnya sebelum ikut merebahkan tubuhnya di atas kasur, menatap langit-langit kamarnya yang polos.

Mendengar pertanyaan Azizi mengenai jatuh cinta itu, membuat Kathrina menjadi teringat akan pesona gadis yang ia cium kemarin pagi.

"Gue nanya, Tin," lanjut Azizi, bertanya kembali karena tak mendapatkan respon apapun dari Kathrina. Gadis itu tertawa kecil lalu menolehkan kepalanya pada Azizi, yang matanya masih terpejam. "Lo jatuh cinta sama klien lo sendiri?" Tanya Kathrina, membuat Azizi membuka matanya dan melotot menatap Kathrina.

Gadis itu tersenyum tipis saat tubuh Azizi kembali berdiri dari tidurnya dan berjalan keluar dari kamar meninggalkan Kathrina sendirian. Gadis itu tertawa kecil, melihat adik seumurannya yang salah tingkah karena pertanyaan konyol.

Tak lama, Azizi kembali. Kali ini ia hanya berdiri diambang pintu sambil menatap Kathrina yang masih terbaring diatas kasur. "Iya." Lirihnya sembari menunduk.

Kathrina kembali tersenyum, ia duduk dengan segera lalu menatap manik coklat milik Azizi. "Ga cuma lo yang begitu."

-

"Hari ini kita dapat panggilan dari keluarga Davidra, mereka meminta kita mengawal anggota keluarga mereka selama acara pemakaman" ucap Gracia pada dua anak didiknya yang tengah duduk dihadapannya, mendengarkan penjelasan darinya dengan seksama.

"Darius Rayman Davidra, anak sulung dari keluarga Davidra." Sambungnya lagi sembari menunjukkan foto seorang laki-laki berusia sekitar 18 tahun. "Dan adiknya, Praja Mandiro Davidra. Mereka berdua adalah pewaris utama dari almarhum Devanko Davidra yang baru meninggal tadi malam."

PENGASUHWhere stories live. Discover now