12

2.4K 217 13
                                    

Terhubung

*

"Kak Zee, aku harus pulang," papar Marsha saat kembali masuk ke dalam kamar. "Sel, bisa anter?" Tanya Azizi sembari melirik adiknya yang duduk di tak jauh dari ranjangnya.

Sello menggeleng. "Ga bawa motor."

Azizi pun melirik Kathrina. "Gue bawa dia, bro," jawab Kathrina sembari mengelus kepala Gita yang sudah tertidur di pundaknya. Azizi menghela napas lalu menatap kebingungan pada Marsha yang masih berdiri di ambang pintu.

Beruntung, tak lama kemudian Aldo datang dan langsung masuk ke dalam menghampiri Azizi yang terbaring di ranjang. "Kak Zee?? Lo gapapa?" Pekik Aldo seraya memperhatikan Azizi dari ujung kepala hingga ujung kaki.

"Nah, kamu di anter dia aja," saran Azizi, mengabaikan pertanyaan Aldo yang khawatir pada dirinya."Do, anterin dia pulang." Azizi menatap Aldo, meminta tolong padanya untuk mengantar Marsha kembali ke rumahnya.

"Siapa?" Aldo membalikkan badannya, menatap perempuan yang di maksud oleh Azizi. "Lo—"

"Dunia benar-benar sempit ya," ucap Marsha sedikit kaget saat melihat laki-laki itu adalah orang yang hampir menabrak mobilnya tempo hari. Aldo tersenyum canggung, ia menggaruk lehernya yang tak gatal lalu melirik Azizi.

"Duh, bukannya ga mau ya kak—"

"Ntar gue beliin ayam, deh."

"Siap laksanakan! Yuk."

Aldo berjalan keluar kamar, di ikuti Marsha di belakangnya yang masih melirik pada Azizi. "Aku pulang ya, besok aku mampir lagi," pamitnya sebelum benar-benar keluar dari kamar Azizi.

Mereka berdua hening, diam karena canggung satu sama lain. Aldo berjalan di depan, di ikuti Marsha yang hanya menatap punggung lebar milik Aldo.

"Kalian adek kakak?" Tanya Marsha tiba-tiba, membuat Aldo menolehkan kepalanya namun masih tetap berjalan. "Anggep aja iya," jawab Aldo dengan singkat.

"Lo temen kak Zee?" Tanya Aldo berganti, kini langkah mereka sejajar, beriringan sebelahan menuju parkiran rumah sakit. Marsha mengangguk, lalu menatap wajah Aldo.

"Iya, temen deket."

Aldo mengangguk-angguk, baru kali ini ia tahu kalau kakaknya itu memiliki teman dekat selain orang-orang yang ada di organisasi mereka. "Kronologi kak Zee bisa kena tembak itu gimana?" Tanya Aldo seraya memberikan helm motornya pada Marsha.

"Nanti aku ceritain di jalan."

Aldo mengangguk, lalu naik ke atas motor. Ia melirik spion, memperhatikan Marsha yang tampak kesusahan mengaitkan helm nya agar terpasang sempurna. "Sini!" Titah Aldo seraya mengambil alih pengait helm itu lalu menyatukannya. "Ga pernah pake helm ya lo?" Ledek Aldo lalu menyalakan mesin motornya.

Marsha mengangguk polos mengiyakan ledekan Aldo, membuat sang empu terkekeh kecil sembari memukul pelan kepala Marsha dari balik helm biru miliknya.

"Naik, Ca."

"Ca?"

"Marsha, kan?"

PENGASUHWhere stories live. Discover now