32

1.4K 144 12
                                    

Masa lalu

*

"Kak Feni?"

Feni menoleh ke belakang lalu tersenyum, melihat anak laki-laki yang sempat ia ajar dahulu menyapanya dengan senyum khas yang sangat Feni sukai. "Sello, hai! Apa kabar?" Feni memeluk Sello sesaat lalu mengelus kepala anak itu.

"Sello baik, kak Feni?" Tanya Sello membalikkan pertanyaan Feni. Wanita itu mengangguk, lalu melirik ke sekitar toko apotek tempat mereka berdua bertemu. "Kamu sendirian?"

"Hu'um, lagi nyari obat jerawat. Kakak sendiri? Kok ga mampir markas? Ada anak-anaknya kak Shani juga, loh."

Feni menggeleng kecil lalu mengangkat sebuah botol betadine yang baru saja ia ambil. "Beli ini, nih. Kapan-kapan deh kakak ke sana, lagi sibuk. Anaknya Shani kenapa disana?" Ucap Feni beruntun, menjawab semua pertanyaan Sello dan melempar satu pertanyaan karena penasaran kenapa anak-anak Shani berada di markas Gracia.

"Kata mereka sih, mau main aja, sekalian ngelanjut nyari pelaku pembunuhan kak Jessi," jawab Sello. "Emm, kak. . Aku boleh nanya?"

"Tanya apa, hm?"

"Kenapa mereka segitunya nyari pelaku pembunuhan kak Jessi? Aku tahu, kalau kak Jessi itu temen mereka. Tapi, segitunya banget?"

Feni terkekeh kecil, tiba-tiba otaknya mengingat suatu kenangan yang sempat terkubur karena sudah lama sekali tidak ia ingat. Feni mengangkat tangan, lalu mengelus pucuk kepala Sello. "Jessi itu lebih dari seorang teman."

"Lebih?"

Kepala Feni terangguk tipis, sudut bibirnya pun terangkat. "Kamu percaya ga kalau enam saudari itu bisa ga akur?"

"Mereka? Ga akur? Kayaknya ga mungkin kak, solid begitu."

"Kelihatannya aja selalu kompak," jawab Feni dengan tenang. "Tapi sebenarnya, tanpa Jessi mereka semua itu ga akan bisa akur. Terutama Adel, Azizi sama Freya," sambung Feni sembari berjalan menuju kasir, diikuti oleh Sello yang berjalan disebelahnya.

"Kak Adel sama kak Freya?"

"Jessi itu keluarga Adel, tapi Adel ga tahu kalau Jessi adalah adik dari ayah angkatnya. Yang ia tahu, Jessi adalah orang yang memberinya alasan untuk hidup," urai Feni membuat Sello semakin penuh tanda tanya, penasaran dengan masa lalu dari kakak-kakak seniornya, terutama masa lalu orang yang penting bagi mereka, Jessi. "Pokoknya, Jessi itu orang yang penting bagi mereka semua, deh."

"Tapi kenapa kak Adel sama kak Freya ga akur?" Tanya Sello merasa pertanyaannya tidak terjawab dari penjelasannya Feni. Wanita itu tersenyum tipis, lalu menoleh dan menatap manik hitam Sello.

"Panjang ceritanya."

---

Akademi militer anak, adalah mantel luar dari tempat pelatihan anak-anak yang akan menjadi pembunuh bayaran. Organisasi gelap berkedok sekolah fisik, itulah tempat yang mempertemukan Kathrina, Adel, Azizi, Olla, Fiony, dan Freya.

Mereka berenam adalah teman satu angkatan, dan kebetulan berada di bawah komando yang sama, Shani.

Anak-anak berusia 12 tahun sampai 16 tahun ada di sini, di latih untuk menjadi pembunuh profesional yang akan diterjunkan ke dalam dunia bisnis yang gelap. Kathrina dan Freya, dua anak berbakat yang tahun ini menerima penghargaan dari akademi dan digadangkan akan resmi menjadi bagian organisasi, kini sedang sibuk menyambut kedatangan para senior-senior mereka yang malam ini berkumpul di akademi.

PENGASUHWhere stories live. Discover now