Puisi: Merayu Tuhan

5 1 0
                                    

Aku kehabisan kata
Jantungku berdetak kencang tak karuan
Sayup ia meledak semaunya
Membuat nanar pandangku pada pelindung Abram, mengundang tangis liar sang dara yang merana
Habis, berapa lama lagi waktunya?

Petuah tetua adalah nihil,
Rancu, merajuk, berpacu dalam putaran dosa
Komat-kamit dalam doa,
Mati-mati menyalami kutuk!
Dialah yang terkemuka, pembuat luka menganga, penyangga segala kata.

Si jahil ini tak tahu diri,
Menjalang ia dalam khusuknya,
Berdarah-darah dalam tangis,
Memintal memasrahkan,
"Tuhan, kau tahu aku, kau tahu benar!"

Masih seputar waktu dalam labirin,
Harap adalah Abraham
Pergi menjadi asing, menuai tentram di kemudian hari.
Harap akan takdir yang menjadi misteri,
Pada masa yang lebih baik, namun akankah lebih baik atau berangsur musnah menjadi abu.

Tuhan, aku kehabisan kata,
Kau tahu aku, kau tahu benar.

Tangisku pecah dalam diam.
Merinding bulu romaku meminta jalan keluar.
Terseok-seok aku menuju pelataran-Mu, Ya Tuhan,
Berapa lama lagi Kau sembunyikan wajahmu terhadap Aku?

11 Mei 2024.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 11 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Antologi Cerpen Dan PuisiWhere stories live. Discover now