Puisi: Sepertinya Kau Lupa

119 4 0
                                    

Biasanya malam bukan alasan,
Untuk tubuh kurusmu menerjang laju angin.
Pagi juga enggan memberi keterangan,
Sebab apa kau membawa tisu pada kantongmu, juga noda darah yang melekat pada kerah bajumu.

Sungguh,
Patah hati bukan lagi intinya.
Tubuhmu kosong ... tanpa jiwa dan kasih.
Hanya kepulan asap rokok, dan Everclear
Yang membara dalam dada, juga nyata dalam senyummu.

Bertahun hidup dalam siksa, bejatmu tetaplah abadi.
Tak lapuk di hujan, juga tak lekang di panas.
Kau masihlah pria bebal,
Pelumpuh kedua kakiku, peretas segala mimpi yang tak berujung amin.

Kini,
Malam adalah segala alasan tubuh kurusmu menerjang laju sang angin.
Dan pagi yang bersedia memberi keterangan, perihal tisu yang selalu sedia dalam kantongmu,
Juga noda darah yang membekas pada kerah bajumu.

Ada maaf yang harus dipertaruhkan, sebelum hela napas terakhir.

Namun sepertinya kau lupa,
Siapalah aku, manusia hina yang tak berbelas kasih?

Kota Hujan, 11 Juli 2019

Antologi Cerpen Dan PuisiWhere stories live. Discover now