Puisi: Hilangnya Sang Puan

127 3 0
                                    

Langitku temaram menuju gelap,
Menatap jiwa yang meraung kelaparan.
Kedua kakinya tak lagi kokoh seperti dulu,
Namun rimba masih menjadi persembunyiannya.

Sementara, sang batara enggan untuk bersua.
Hatinya teriris pedih menyisakan perih,
Puannya tak lagi menduduki singgasana.
Sekiranya kastil itu akan hancur, tak tertolong lagi.
Lalu kudengar mereka bertanya, "Sebab apa semua ini terjadi?"
Dan para abdi hanya bungkam seribu bahasa.

Oh, kakinya tak mampu lagi berjalan, namun mereka pasti akan mengejarnya.
Mahkotanya tenggelam pada bantaran sungai.
Sang ratu kini berkelana tanpa arah dan tujuan.
Kerajaannya telah hancur direbut para penyamun.

Kota Hujan, 13 April 2019

Antologi Cerpen Dan PuisiOù les histoires vivent. Découvrez maintenant