Puisi: Kepada Bekas Pacar

98 3 0
                                    

Aku dikecup dewi Fortune,
Yang datang berkali-kali bersama Cupid,
Tak lupa menggandeng para Siren,
Bersama nyanyian yang mendayu, lambat-lambat bergetar tubuhku.

Aku hendak pergi,
Namun jalanan adalah kota tua, yang baru terkena bom waktu: rusak dan berdebu.
Ada sepasang remaja di pinggir jalan.
Yang satu tak punya kaki, yang lain tak punya hati; sama-sama menunggu perbaikan.

Lalu aku kembali pulang,
Pada rumah yang pintunya terkunci rapat, namun ada jendela yang terbuka.
Dan aku masuk dari sana, padahal aku punya kuncinya.
Nahas sekali hari ini, rumahku telah rata dengan tanah.

Orang lalu-lalang berpetualang,
Lalu singgah mengusap tangisku.
Menaruh simpati tanpa empati: oh Tuhan, itu kamu!
Orang lama yang mondar-mandir, menawar asuransi jiwa

Padahal dia sendiri yang membunuhku dalam rindu dan pengkhianatan....

Kota Hujan, 4 Agustus 219

Antologi Cerpen Dan PuisiМесто, где живут истории. Откройте их для себя