Pesan Untuk Tujuh Suku Kata

88 4 0
                                    

Terpatah-patah kita mengepang nalar,
Menghubungkannya bersama kepingan kenangan,
Atas aksara yang sejatinya adalah rumah,
Juga jiwa bagi para pemuja sastra.

Adalah merangkai ribuan kata merupakan kerja mati bagi para pesimis,
Atau sebait puisi, yang berat seperti ampunan atas dosa yang hitam dan pekat.

Adalah tenggat merupakan hal lazim, yang akan selalu dilanggar lagi dan lagi.
Juga ancaman, yang sejatinya selalu dianggap angin lalu,
Bagi mereka yang merasa tidak berkepentingan.

Katamu, ada berjuta mimpi yang ingin kaucapai.
Lagi, lagi perihal aksara.
Katamu, lima tahun dari sekarang,
'Kan kudapati ketenaranmu.

Lantas bagaimana caramu menggapainya,
Bila waktu selalu dikambing-hitamkan?

Ah, jangan terlalu diambil hati.
Namun, jangan pula terlalu diabaikan.

Kota Hujan, 8 Juni 2019

Antologi Cerpen Dan PuisiWhere stories live. Discover now