Puisi: Duka Nestapa

133 5 0
                                    

Tadinya mentari seumpama nirwana
Dan kau bagaikan salah satu penghuninya.
Cahayanya yang hangat, berpadu senyummu yang manis: sempurnalah hidupku.
Ya, tadinya.

Tadinya samudra luas laksana cintamu, yang tak mampu kubendung.
Sedang daratan adalah tumpuan kisah yang kaubagi denganku.

Namun kini aku berenang kelelahan, mengarungi tangis yang tak mampu dibendung,
Atas daratan yang menyembunyikan wajahmu,
Dan kau yang benar-benar menghilang,
Hingga hidupku sempurna meredup.

Pergimu kini harus kuikhlaskan jua,
Walau kenanganmu 'kan terus hidup dalam ingatanku
Bahkan sampai nanti ... Mama....

Kota Hujan, 19 Desember 2019

♧♧♧

Kepergian selalu menyisakan tangis dan luka yang menganga. Puisi ini kukhususkan untukmu, untuk teman kecilku yang selalu manis dan rendah hatinya. Semoga hari setelah hari ini mampu menyembuhkan lukamu.



Antologi Cerpen Dan PuisiWhere stories live. Discover now