TERIMA KASIH.

111 3 0
                                    

Bukan, ini sama sekali bukan untaian sajak yang biasanya sering kutujukan padamu, bukan pula derai rindu yang samar kuselipkan pada setiap kata yang mulai menjelma metafora.

Aku benar-benar (tidak) sedang berpuisi untuk sang Tuan yang malamnya habis dibuai ilusi, atau paginya merana dipeluk kenangan. Tidak untuk para penyamun ceria yang membasahi pipi korbannya dengan tangis. Tidak juga tentang jatuh cinta diam-diam, atau kutuk yang mendiami diri sendiri atas rasa yang lekang karena waktu. Tidak untuk kawan yang katanya "karib", namun berubah gaib demi satu dan lain alasan.

Aku selalu menyebut ini sebagai kasus. Sekiranya ada yang harus kupahami, dan tak sedikit yang perlu kuanalisa. Bukan, bukan tentang nelangsa atau desiran yang muncul setiap mengingat apa pun yang kaukira sanggup menghidupkan harimu. Namun atas apa yang telah dan pernah terjadi, kukira tiada yang patut kukatakan selain Terima kasih! Terima kasih sudah menjadi bagian dari apa yang kausebut hidupku. Menjadi pelakon dalam sebuah cerita memang tidaklah mudah. Dan mungkin karena itu, pasang-surut selalu membunyikan debur ombak di telingamu, atau cemas dalam dadamu.

"Mungkinkah pasang akan datang?"

"Ataukah badai?"

"Akankah surut memenuhi tuaianmu kali ini atau tahun depan yang akan menantimu?"

"Dan mengapa nelayan bersikukuh menantang samudra yang liar, yang membawa rangkaian ombak menerjang perahu kecilnya, pun tentang nyali."

Namun atas segala yang pernah dan telah terjadi, kukira hariku masih akan tetap berwarna, walau mungkin tuaian tak sepenuh tahun yang telah lalu, atau badai yang selalu menahan diri, atau prasangka dan nelangsa yang menggetirkan senyum.

Hari-hariku nanti tak hanya seputar awan, lautan lepas, dan senja. Tak hanya tentang sajak, alunan musik, juga rindu yang harus disimpan rapat-rapat atau dilepas begitu saja. Tak juga harus tentang kenangan yang kerap berputar setiap malam, seperti genjrang-genjreng gitar klasik yang tiada henti menghibur sendu. Namun atas hari-hari yang telah, sedang, dan akan datang nanti, kukira tiada yang lebih patut terucap selain Terima kasih! Atas lidah tengah malam yang beranggar menahan datangnya pagi, namun tangis yang menjadi peraduannya. Atas sarkasme yang siapa sangka datangnya seperti badai: dengan sadis menghantam bebatuan karang, pun hati yang mencoba tegar. Atas hati yang benar-benar dibuat patah atas realita yang jauh lebih tegas dari asa yang tumpuannya adalah fatamorgana.

Kau tahu, nalar dan rasa tak selamanya dapat berpegang tangan. Kadang mereka beradu, kadang mereka saling mematahkan. Namun akhirnya tetap akan berjalan selaras pun kamu dan nanti yang akan menjadi kejutanmu. Kasih, sampai di sini badai takkan pernah bisa kautantang, pun cuaca yang takkan selalu menurut asamu.

Dan mungkin sampai di sini, kukira aku (masih) akan melihatmu nanti, di halaman selanjutnya sebagai pelakon-pelakon cerita dari apa yang kausebut itu hidupku.

Terima Kasih.

Kota Hujan, 28 Januari 2020
𝓒𝓵𝓸𝓾𝓭𝓮𝓮 𝓐𝓰𝓷𝓸𝓵𝓵𝓪

♧♧♧

Oke. Sepertinya ini seriusan. Di atas itu curhatan. Author cuma mau bilang, banyak-banyak terima kasih buat hari ini. Lebih tepatnya sejak Agustus. Untuk kado ulang tahun yang bahkan datangnya dari jauh-jauh hari. Terima kasih buat semua yang sudah mengucapkan "selamat ulang tahun" beserta segala kejutan, harapan, dan doa-doanya. Terutama kalian (yang mungkin saja membaca tulisan ini), yang mengambil banyak peran, lalu menangkupnya menjadi satu: entah sebagai penasihat, sahabat, saudara, kekasih, musuh, bahkan orang asing dalam waktu yang bersamaan. Mereka-mereka yang saban hari harus sabar menampung segala hal yang nantinya akan diperdebatkan kembali, mereka-mereka yang tahu benar bagaimana saya dan apa pun tentang saya.

Namun juga mereka yang turut memberi pelukan, salaman, atau doa dalam bentuk kenalan dan berbagai macam bentuk relasi lainnya.

Juga mereka yang rindunya ditantang jarak, yang hanya bisa memeluk lewat kata dan doa.

Atau mereka yang baru sekadar kenal, namu  turut merayakan dan mendoakan.

Sampai di sini, dalam ulangan yang kesekian kali harus saya sampaikan, terima kasih banyak telah menjadi bagian dari awan.

Antologi Cerpen Dan PuisiWhere stories live. Discover now