8. INSIDEN [REPOST]

522K 51.1K 22.4K
                                    

Kalau Aku Updatenya Rajin Kaya Gini Kalian Pasti Suka yaa?💙

[Biar Kamu Readers Aktif & Terlihat] Coba Sebut Siapa Aja / Nama / Username Mana Aja Yang Baca Part Ini?💜

1 Tokoh Laki-Laki Paling Kamu Suka Di Cerita Ini Siapa?💙

[UNTUK BACA CERITA INI: Follow dulu akun wattpad PoppiPertiwi lalu refresh library kamu atau add ulang cerita ini ke library kamu Good luck & Happy Reading all❤️❤️]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[UNTUK BACA CERITA INI: Follow dulu akun wattpad PoppiPertiwi lalu refresh library kamu atau add ulang cerita ini ke library kamu Good luck & Happy Reading all❤️❤️]

Apa Provider/Kartu HP Kamu?

Are You Ready?🔥

SIAP MENGISI DENGAN KOMENTAR KALIAN TIAP PARAGRAF DAN IN-LINENYA?❤️❤️

8. INSIDEN

Langit sudah menggelap. Mobil-mobil keluarga Galaksi baru saja tiba di sebuah hotel yang letaknya ada di kawasan Jakarta. Galaksi turun dari mobil Range Rover hitam itu bersamaan dengan Ginanjar. Laki-laki itu mengancing kembali jasnya yang tadi sempat ia lepas di dalam mobil.

Di belakang ada mobil Nova. Laki-laki itu keluar lalu mengintari mobil bagian depan dan membukakan pintu untuk Anggun yang keluar sambil melempar candaan untuknya. Dari sini Galaksi hanya bisa melihat. Ia hanya bisa menyaksikan mereka yang sedang melempar ejekan satu sama lain yang mengundang senyum geli di bibir keduanya. Entah kenapa ada rasa iri melihatnya.

Ginanjar memperhatikan Galaksi—mengerti maksud wajah anak terakhirnya. Ginanjar tidak buta untuk melihat apa yang sedang Galaksi rasakan dan pikirkan sekarang.

"Ayo."

Galaksi menoleh pada Ginanjar dan mengangguk. Mereka akhirnya masuk ke dalam bersama-sama. Ada dua orang penjaga pria yang menyambut mereka. Karpet merah pun terlihat digelar dari ujung ke ujung. Sekarang mereka terlihat seperti keluarga yang tidak kekurangan apa pun. Mereka terlihat seperti keluarga yang sangat serasi di mata orang-orang namun faktanya mereka tidak begitu. Masih ada pembatas besar yang dirasakan oleh keempat orang itu.

"Kalian udah dateng ternyata."

"Kakek," sebut Galaksi.

"Kakek," lalu Nova selanjutnya.

Kakeknya itu hanya tersenyum simpul. "Cepet sekali rasanya kalian besar ya?" katanya. Padahal rasanya baru kemarin dua kakak beradik ini bermain kapal-kapalan di rumahnya. Padahal rasanya baru kemarin keduanya berebut mainan dan menginap di rumahnya. Tapi sekarang mereka sudah besar. Sudah bukan lagi anak kecil yang harus diurus-urus ke sana kemari oleh orangtuanya. Waktu kadang tak terasa berjalan secepat itu.

"Kalian ke sana aja dulu. Kakek di sini sebentar. Bentar lagi ada tamu penting yang dateng."

"Nova ikut di sini juga ya Kek?"

GALAKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang