36. MASIH PEDULI (1) [REPOST]

396K 27.5K 4.2K
                                    

36

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

36.1 Masih Peduli

"BAMS! Di sini BAMS!" teriak Fifi karena Bams tidak sengaja menumpahkan air minumnya ke lantai. Cowok itu berjalan sok keren dengan membawa tongkat pel di pundak kirinya. Cowok itu sudah masuk ke dalam kelas sehabis mengambil tongkat pel itu di ruang janitor. Suasana kelas masih ramai menunggu jam-jam masuk. Bams menghampiri Fifi. Wajah perempuan itu terlihat kesal karena lantai di bawah mejanya basah akibat ulah Bams. Tadi Bams berniat menggodanya namun cowok itu tidak sengaja menyenggol botol minum Fifi yang belum perempuan itu tutup hingga jatuh ke bawah. Bahkan bukunya yang ada di atas meja ikutan basah. Terpaksa Fifi mengeringkannya di luar kelas mumpung sinar matahari sedang terik-teriknya.

"Buruan pel! Gara-gara lo nih air gue tumpah tau!" marah Fifi padanya. "Makanya jadi cowok jangan banyak gaya!"

"Lah kan gue cuman duduk di sebelah lo Fi. Kok dibilang banyak gaya?" tanya Bams tapi sebentarnya lagi cowok itu langsung berseloroh. "Oooh gara-gara gue banyak gaya ya makanya lo gak mau sama gue?"

"Udah deh Bams! Lama banget sih! Sini gue aja yang ngepel," ucap Fifi makin kesal mau mengambil tongkat pel dari tangan Bams namun Bams tidak memberikannya.

"Udah biar gue aja. Lo duduk di tempat gue aja dulu." Bams mulai mendorong meja Fifi ke depan agar ia punya banyak jarak untuk mengepel. Fifi menurut. Perempuan itu duduk di tempat duduk Bams sementara Thalita duduk di kursi meja guru.

Bams yang mengepel pun mulai bersenandung, "Siapa yang cinta pada nabinyaaa," Jordan dan Galaksi di pojok kelas pun mengikutinya. "Pasti bahagia dalam hidupnya!" Oji pun tak mau kalah. "Muhammadku! Muhammadku! Dengarlah seruanku! Aku rindu! Aku rindu! kepadamu Muhammadku...."

Hening.

"Despacito...."

"BAAAMMMSSS! Yang bener dong lo ngepelnya! Nyanyi mulu! Kapan kelarnya kalau lo nyanyi mulu?" protes Fifi.

"Ini udah bener sayang. Harus gimana lagi? Gue lagi menghayati peran gue nih!" kata Bams masih mengepel lantai.

Fifi yang tidak terima dipanggil seperti itu melempar buku tulis Bams hingga mengenai badan laki-laki itu tapi Bams seolah biasa-biasa saja. Cowok itu mengambil ringan bukunya dan menaruhnya di meja Fifi. Melanjutkan pekerjaannya yang tadi tertunda sebentar.

"Sayang-sayang! Siapa yang lo panggil sayang?"

"Kan elo. Siapa lagi," siul Bams tanpa memperhatikan Fifi.

"Lak ntar futsal yakin bakalan di sini?" tanya Jordan. "Di lapangan sekolah kita?"

"Kenapa emang? Lo maunya di mana Dan?" tanya Galaksi. Sebelah tangannya mengambil satu buku dan mengipasi dirinya sendiri dengan keras-keras. Sejak tadi keringat mengalir dari keningnya.

"Gue sih terserah lo aja Lak sama yang lain. Gue pasti ngikut."

"Lak tapi tadi katanya Jo di chat kita disuruh ke SMA Kencana. Di sana kita bakalan futsal-nya." Nyong menyela mereka. "Terima nggak? Belum gue jawab. Masih gue read aja."

GALAKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang