33. KITA YANG ASING (2) [REPOST]

398K 26.8K 3.7K
                                    

33

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

33.2 Kita Yang Asing

"GAL!" Natasya memanggil Galaksi. Perempuan itu sedang berada di pinggir jalan. Kedinginan tentu saja. Perempuan dengan keringat di dahi itu berada di sudut jalan hanya ditemani oleh lampu yang menyala dari ponselnya. Jalanan ini begitu gelap. Sudah tengah malam. Galaksi baru saja sampai berkat ciri-ciri tempat yang Natasya beritahu padanya. Wajahnya berminyak. Natasya bahkan lupa membawa tisu.

"Akhirnya lo ketemu juga Nat. Ngapain lo bisa ada di sini?" tanya Galaksi membuka kaca helmnya. Kaca helm Galaksi berembun karena napasnya.

"Berantem," balas Natasya.

"Sama siapa? Robert?" tanya Galaksi. Natasya mengangguk. Tebakan Galaksi memang benar. Mata cewek itu berkaca-kaca karena banyak sekali dugaan-dugaan buruk di kepalanya. "Dia ninggalin lo di sini?" tanya Galaksi lagi. Tidak habis pikir Robert setega itu.

"Buruk banget ya gue keliatannya sekarang?" Natasya bertanya. "Ditinggalin di jalan sama cowok jam sebelas malem. Kaya cewek gampangan."

"Udah lo jangan ngomong yang aneh-aneh. Naik ke motor gue sekarang. Gue anter pulang. Nanti biar Robert gue yang urus." Galaksi melepas jaket yang ia kenakan. "Nih lo pake jaket gue dulu. Rumah lo jauh banget dari sini. Ntar lo masuk angin. Tapi inget setelah ini gue nggak mau kejadian kaya gini keulang lagi. Naik."

Natasya mengambil jaket yang diulurkan Galaksi padanya. Cewek itu langsung menggunakannya. "Gimana bisa gue nggak suka sama lo Gal? Lo orang baik dan gue tau lo selalu ada di saat gue butuh."

"Gue peduli bukan berarti suka Nat. Buruan lo naik sebelum gue berubah pikiran," kata Galaksi galak pada Natasya yang menggerutu karena omongan cowok itu.

"Halus dikit sama gue emang nggak bisa ya?"

***

"Bareeeettttttttttt! Lo ngambil buku PR MAT gue ya?!" Jihan berteriak dari tempat duduknya. Baret menoleh dan hanya cengengesan di tempat duduknya. "IS! Lo tuh! Bilang dulu kek biar gue gak bingung nyarinya?! Lo tau gak gue sampe nuduh Kejora yang ngambil?!"

"Pinjem apa bentar doang Han. Pelit amat. Ntar nggak gue deketin sama Septian nih."

"Apa sih lo bawa-bawa Septian?!" Jihan tambah mengerucutkan bibirnya. Malas mendengar nama cowok itu. "Buruan balikin ntar! Inget jangan terlalu disama-samain. Nyontek yang pinter!"

"Oke Bos!" Baret kembali mengerjakan tugasnya. Ilham lalu datang merecoh cowok itu. Cowok itu duduk di sebelah Baret yang tangannya sedang sibuk menyalin PR Jihan. Gerakan alami yang cepat-cepat karena mengejar waktu. Sebentar lagi akan masuk kelas.

"Ret! Ret! Anjing! Nih-nih lo liat gue baru aja dapet dari Nyong videonya Maria Ozawa!" Ilham berkata sangat keras yang mau tak mau satu kelas menoleh padanya. "Banyak juga tuh cowok punya anjer kalau gitu dari dulu gue minta aja sama dia ya? Kenapa gue malah repot-repot download," kekeh Ilham. Cowok itu duduk makin rapat dengan Baret. Baret sudah tidak bisa kembali terpusat pada PR-nya. Cowok itu mencampakkan buku yang tadi ia tulis dan melihat layar ponsel Ilham.

GALAKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang